Komisaris Tinggi HAM PBB Volker Turk. (AFP)
Komisaris Tinggi HAM PBB Volker Turk. (AFP)

PBB Desak Taliban Akhiri Larangan 'Mengerikan' terhadap Perempuan

Willy Haryono • 27 Desember 2022 21:19
Jenewa: Kelompok Taliban harus segera mencabut kebijakan mereka yang menargetkan wanita dan anak perempuan di Afghanistan, kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk pada Selasa, 27 Desember 2022. Ia menilai kebijakan semacam itu akan menghasilkan konsekuensi "mengerikan" di Afghanistan.
 
"Tidak ada negara yang dapat berkembang – bahkan bertahan – secara sosial dan ekonomi dengan setengah populasinya dikecualikan," kata Turk dalam sebuah pernyataan.
 
"Pembatasan tak terduga yang ditargetkan kepada wanita dan anak perempuan ini tidak hanya akan meningkatkan penderitaan semua warga Afghanistan, tetapi juga dapat menimbulkan risiko di luar perbatasan Afghanistan," sambungnya, dilansir dari laman Al Arabiya News.

Ia mengatakan kebijakan itu berisiko membuat masyarakat Afghanistan tidak stabil.
 
"Saya mendesak otoritas de facto untuk memastikan penghormatan dan perlindungan hak-hak semua wanita dan anak perempuan -- untuk dilihat, didengar dan untuk berpartisipasi dan berkontribusi pada semua aspek kehidupan sosial, politik dan ekonomi negara," kata Turk.
 
Sabtu pekan kemarin, Taliban yang menguasai Afghanistan melarang semua perempuan untuk bekerja di lembaga swadaya masyaraka (LSM / NGO), baik yang lokal maupun internasional. Sebelumnya, Taliban juga telah melarang perempuan untuk mengenyam bangku sekolah menengah, atas dan universitas.
 
Baca:  Taliban Gunakan Kawat Berduri untuk Halau Perempuan dari Universitas
 
"Keputusan terbaru oleh otoritas de facto ini akan memiliki konsekuensi mengerikan bagi perempuan dan seluruh rakyat Afghanistan," tegas Turk.
 
"Melarang perempuan untuk bekerja di LSM akan merampas pendapatan mereka dan keluarga mereka, dan hak mereka untuk berkontribusi secara positif bagi pembangunan negara mereka dan kesejahteraan sesama warga mereka," sambungnya.
 
Pemberlakuan larangan terbaru merupakan pukulan telak selanjutnya terhadap hak-hak perempuan di Afghanistan, sejak Taliban merebut kekuasaan di negara tersebut tahun lalu.
 
"Larangan itu akan secara signifikan merusak, bahkan menghancurkan kapasitas LSM dalam memberikan layanan penting," sebut Turk. Ia menyebut kondisi ini akan semaki menambah penderitaan masyarakat Afghanistan di tengah cengkeraman musim dingin.
 
Beberapa LSM asing telah mengumumkan pada Minggu kemarin bahwa mereka menangguhkan operasi di Afghanistan hingga ada kejelasan lebih lanjut.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan