Hasil pemilu paruh waktu kali ini disebut-sebut sebagai performa terbaik dari partai berkuasa di AS dalam 20 tahun terakhir.
Dikutip dari laman rnz.co.nz, Minggu, 13 November 2022, Presiden AS Joe Biden mengaku sangat senang atas kemenangan Demokrat. Menurut Biden, ini adalah waktu bagi Republik untuk memutuskan "siapa sebenarnya mereka itu."
Pemimpin Mayoritas Senat Demokrat, Chuck Schumer, mengatakan bahwa hasil pemilu paruh waktu kali ini menunjukkan tekad masyarakat AS untuk menentang "retorika kekerasan" Partai Republik.
Demokrat kini akan memiliki 50 kursi di Senat AS, sementara Republik 49.
Kursi tersisa di negara bagian Georgia belum dapat dipastikan karena pemilu paruh waktu di sana berlanjut ke putaran dua pada 6 Desember mendatang. Namun bagi Demokrat, kalah atau menang di Georgia tidak akan terlalu berpengaruh karena adanya Wakil Presiden Kamala Harris.
Saat jumlah kursi Senat AS imbang 50-50 antara Demokrat dan Republik, Harris dapat menggunakan suaranya untuk memecah kebuntuan sesuai dengan konstitusi. Harris adalah politikus Demokrat.
Republik masih berpotensi menguasai Dewan Perwakilan Rakyat AS seiring masih dihitungnya surat suara di beberapa distrik sejak berlangsungnya pemilu paruh waktu pada Selasa kemarin.
Jika Republik berkuasa di DPR AS, maka partai tersebut masih dapat "mengganggu" sebagian agenda-agenda Biden.
"Saya tidak terkejut dengan tingkat partisipasi warga. Saya sangat senang. Saya rasa ini merupakan refleksi dari kualitas kandidat kami," tutur Biden di sela KTT ASEAN di Kamboja.
Hasil pemilu paruh waktu di Nevada dan sejumlah negara bagian lainnya merupakan pukulan telak bagi Republik, yang sempat mengharapkan adanya "gelombang merah" dalam pemungutan suara tahun ini. Merah merupakan warna yang diasosiasikan dengan Republik, sementara Demokrat adalah biru.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id.
Baca: Tidak Ada ‘Gelombang Merah’, 5 Kunci Pemilu Paruh Waktu AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News