"Hari ini, saya dengan bangga mengumumkan bahwa Amerika Serikat telah dengan aman menghancurkan amunisi terakhir dalam persediaan, yang membawa kita selangkah lebih dekat ke dunia bebas dari kengerian senjata kimia,” kata Presiden AS Joe Biden.
Dikutip dari laman DW, Sabtu, 8 Juli 2023, roket terakhir milik AS yang diisi agen saraf GB (sarin) dihancurkan para pekerja di Blue Grass Army Depot di Kentucky bulan lalu, begitu pula dengan amunisi yang mengandung gas mustard di Pueblo Chemical Depot di Colorado.
"Meski penggunaan agen mematikan ini akan selalu menodai sejarah, hari ini bangsa kita akhirnya memenuhi janji untuk membersihkan gudang senjata kita dari kejahatan ini," kata McConnell, seorang politikus Partai Republik dari Kentucky.
Senjata kimia di seluruh dunia
AS memiliki batas waktu hingga 30 September untuk menghancurka senjata kimia yang tersisa di bawah Konvensi Larangan Senjata Kimia.Langkah itu dilakukan 26 tahun setelah perjanjian itu dilaksanakan. Ada 193 penandatangan perjanjian yang dibuat di tahun 1997 itu. Ngara-negara yang patuh berjanji untuk tidak pernah menggunakan senjata kimia dan menghancurkan semua persediaannya.
Korea Utara, Israel, Mesir dan Sudan Selatan adalah beberapa negara yang belum menandatangani perjanjian tersebut. Perjanjian itu dipantau Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) yang berbasis di Den Haag, Belanda.
Dengan menghancurkan amunisi tersebut, AS mengirimkan pesan bahwa senjata kimia tidak lagi dapat diterima di medan perang.
"Ini menunjukkan bahwa negara-negara dapat benar-benar melarang senjata pemusnah massal," kata Paul F. Walker, wakil ketua Asosiasi Pengendalian Senjata dan koordinator Koalisi Konvensi Senjata Kimia.
"Kalau mereka mau melakukannya, hanya butuh kemauan politik dan butuh sistem verifikasi yang baik," sambungnya.
Baca juga: Guterres: Hilangkan 'Senjata Teror' untuk Cegah Perang Kimia di Masa Depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News