Namun, perusahaan tetap memperkirakan adanya kebutuhan booster vaksin jelang musim dingin. Moderna dan produsen vaksin mRNA lainnya, Pfizer-BioNTech mengatakan, dosis ketiga vaksin diperlukan untuk mempertahankan proteksi tingkat tinggi melawan covid-19.
CEO Moderna, Stephane Bancel menuturkan, perusahaan tidak akan memproduksi lebih dari 800 juta hingga 1 miliar dosis vaksin sebagaimana yang ditargetkan tahun ini.
"Saat ini kami membatasi kapasitas untuk 2021, dan tidak akan menerima pesanan lagi untuk pengiriman tahun ini," katanya, dilansir dari Straits Times, Jumat, 6 Agustus 2021.
Saham Moderna turun 3,6 persen dalam perdagangan pra-pasar pada Rabu kemarin.
Baca juga: Ketika Dr Tirta Sampaikan Manfaat Vaksinasi ke Pekerja Migran Indonesia
Meski demikian, tingkat efikasi Moderna lebih baik dibandingkan dengan Pfizer-BioNTech yang menyebutkan kemanjuran vaksin mereka berkurang sekitar enam persen setiap dua bulan dan turun menjadi sekitar 84 persen dalam enam bulan setelah dosis kedua.
Baik Moderna maupun Pfizer-BioNTech membuat vaksin didasarkan pada teknologi messenger RNA (mRNA).
"Vaksin covid-19 kami menunjukkan kemanjuran tahan lama sebesar 93 persen selama enam bulan. Tapi kami menyadari varian Delta adalah ancaman baru yang signifikan sehingga kami harus tetap waspada," seru Bancel.
Pernyataannya muncul ketiga pejabat kesehatan seluruh dunia memperdebatkan perlunya dosis tambahan covid-19. Mereka mengkhawatirkan tingkat efektivitas vaksin menurun ketika melawan varian Delta yang menyebar dengan sangat cepat.
Sementara itu, Pfizer berencana untuk meminta izin penggunaan dosis ketiga akhir bulan ini. Beberapa negara seperti Israel, telah memulai memberikan suntikan ketiga atau booster kepada orang yang lebih tua dan rentan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News