Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa setidaknya 4.500 warga Amerika dari 6.000 orang Amerika yang ingin meninggalkan Afghanistan telah pergi. Menurutnya para pejabat telah melakukan ‘kontak langsung’ dengan 500 orang Amerika lainnya yang ingin pergi dan telah memberi mereka "instruksi khusus tentang cara menuju bandara dengan aman."
“Para pejabat secara agresif menjangkau 1.000 orang Amerika yang tersisa untuk menentukan apakah mereka masih ingin pergi," katanya, seperti dikutip AFP, Kamis 26 Agustus 2021.
"Beberapa mungkin sudah tidak ada lagi di negara ini. Beberapa orang mungkin mengaku sebagai orang Amerika tetapi ternyata tidak. Beberapa mungkin memilih untuk tetap tinggal,” imbuhnya.
Baca: Kenapa AS Harus Keluar dari Afghanistan Paling Lama 31 Agustus Mendatang?.
"Dari sekitar 1.000, kami yakin jumlah orang Amerika yang secara aktif mencari bantuan untuk meninggalkan Afghanistan jauh lebih rendah," katanya.
Menlu Blinken juga mengatakan Taliban telah setuju untuk mengizinkan warga Amerika dan warga Afghanistan yang "berisiko" pergi setelah 31 Agustus yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden untuk penarikan penuh pasukan AS.
"Taliban telah membuat komitmen publik dan swasta untuk menyediakan dan mengizinkan perjalanan yang aman bagi orang Amerika, untuk warga negara ketiga dan untuk warga Afghanistan yang berisiko melewati 31 Agustus," tegasnya.
"Mereka memiliki tanggung jawab untuk memegang komitmen itu dan memberikan jalan yang aman bagi siapa saja yang ingin meninggalkan negara itu, tidak hanya selama misi relokasi evakuasi kami tetapi untuk setiap hari sesudahnya,” ungkap Blinken.
Ditanya apa yang sedang dilakukan untuk menjaga bandara Kabul berfungsi setelah pasukan AS pergi, Blinken mengatakan bahwa negara-negara regional sedang mencari "apakah mereka dapat memainkan peran dalam menjaga bandara tetap terbuka."
"Taliban telah menjelaskan bahwa mereka memiliki minat yang kuat untuk memiliki bandara yang berfungsi," ungkapnya.
Sementara mengenai hubungan masa depan dengan Taliban, Blinken mengatakan Amerika Serikat "akan menilai keterlibatan kami dengan pemerintah yang dipimpin Taliban di Afghanistan berdasarkan satu proposisi sederhana kepentingan kami."
"Sifat hubungan apa pun tergantung pada tindakan dan perilaku Taliban," katanya, mengutip kebutuhan kelompok Islam fundamentalis untuk "menjunjung hak-hak dasar rakyat Afghanistan" dan tidak membiarkan negara itu digunakan "sebagai landasan peluncuran untuk serangan teroris."
"Jika itu memenuhi komitmennya untuk mengizinkan orang-orang yang ingin meninggalkan Afghanistan pergi, itu adalah pemerintah yang dapat kami tangani," katanya.
"Jika tidak, kami akan memastikan bahwa kami menggunakan setiap alat yang tepat yang kami miliki untuk mengisolasi pemerintah itu. Seperti yang saya katakan sebelumnya, Afghanistan akan menjadi paria (terisolir),” pungkas Blinken.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News