Dalam pernyataan 31 Mei, Ryanair mengatakan, pengawas lalu lintas udara Jerman memperingatkan awak kapal tentang potensi ancaman pada 30 Mei. Ini mendorong kapten untuk mengikuti prosedur dan mendarat di Berlin, bandara terdekat, tempat penumpang diturunkan dari pesawat.
"Pemeriksaan keamanan ekstensif terhadap penumpang dan semua bagasi dilakukan oleh polisi Jerman. Mereka memutuskan tidak ada bahaya,” kata pernyataan maskapai itu, seperti dikutip RFERL, Senin 31 Mei 2021.
160 penumpang akhirnya diterbangkan ke Krakow dengan pesawat cadangan setelah tertunda tujuh jam.
Tabloid Jerman Bild dan BZ mengatakan bahwa ada ancaman bom, tetapi baik polisi maupun Ryanair tidak membenarkan laporan tersebut.
Insiden itu terjadi setelah Belarusia mengirim jet tempur awal bulan ini untuk mencegat penerbangan Ryanair dari Yunani ke Lithuania dan memaksanya mendarat di Minsk. Penderatan paksa dilakukan karena pihak berwenang Belarusia mengklaim telah menerima informasi ada bom di dalam pesawat tersebut.
Setelah pendaratan, jurnalis oposisi Raman Pratasevich dan pacarnya, Sofia Sapega, seorang warga Rusia, diturunkan dari pesawat dan ditahan.
Tidak ada bom yang ditemukan di dalam pesawat, meskipun pihak berwenang Belarusia mengklaim bahwa mereka telah menerima email yang memperingatkan mereka tentang adanya bahan peledak dalam penerbangan tersebut.
Tindakan tersebut memicu kemarahan internasional dan tuntutan pembebasan Pratasevich. Uni Eropa sejak itu melarang penerbangan dari Belarusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News