Pesawat akhirnya diperintahkan untuk mendarat di ibu kota, Minsk, di mana seorang jurnalis oposisi terkemuka di dalamnya ditangkap. Insiden ini langsung memicu kemarahan internasional.
Langkah menakjubkan oleh Presiden Lukashenko, dikutuk oleh para pejabat Eropa yang membandingkannya dengan pembajakan. Ini menggarisbawahi bahwa dengan dukungan dari Presiden Rusia Vladimir Putin, Lukashenko siap untuk berusaha keras untuk menekan perbedaan pendapat.
Penerbangan Ryanair dari Athena ke Vilnius, Lithuania, membawa sekitar 170 penumpang. Di antara para penumpang terdapat wartawan, Roman Protasevich.
“Pesawat itu sedang terbang di atas Belarusia ketika pengawas lalu lintas udara Belarusia memberi tahu pilotnya tentang ‘potensi ancaman keamanan di atas pesawat’. Mereka kemudian mengarahkan pesawat untuk mendarat di Minsk,” ujar maskapai yang berbasis di Irlandia mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip The New York Times, Senin 24 Mei 2021.
Lukashenko, yang sering disebut sebagai "diktator terakhir Eropa," secara pribadi memerintahkan jet tempur MiG-29 untuk mengawal pesawat Ryanair ke bandara Minsk setelah ancaman bom. Menurut pernyataan persnya, Lukashenko memberikan "perintah tegas" untuk "membuat pesawat berputar balik dan mendarat."
Setelah sekitar tujuh jam di darat, pesawat Ryanair berjenis Boeing 737-800 lepas landas ke Vilnius dari Minsk dengan penumpang dan awaknya. Pesawat mendarat dengan selamat di tujuan akhirnya 35 menit kemudian.
Tapi tidak bagi Protasevich.
“Saat pesawat berhenti di Minsk, dia ditangkap,” ucap Kementerian Dalam Negeri Belarusia dalam sebuah pernyataan.
Setelah pesawat dialihkan ke Minsk, Protasevich, 26, berpaling ke sesama penumpang "dan mengatakan dia menghadapi hukuman mati," kata salah satu penumpang, Monika Simkiene, kepada AFP di Vilnius.
“Dia tidak berteriak, tapi jelas dia sangat ketakutan. Sepertinya jika jendela dibuka, dia akan melompat keluar,” ucap penumpang lain, Edvinas Dimsa.
Tidak ada bom yang ditemukan di atas kapal, kata otoritas penegak hukum negara itu. Komite Investigasi, badan investigasi top Belarus, mengatakan telah membuka kasus pidana menjadi ancaman bom palsu.
"Tidak ada hal yang tidak diinginkan yang ditemukan," tegas pernyataan maskapai Ryanair.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) mengatakan pihaknya "sangat prihatin" dengan insiden tersebut. Badan tersebut mengatakan bahwa "pendaratan paksa" dari penerbangan tersebut mungkin telah melanggar Konvensi Chicago, kesepakatan tahun 1944 yang menetapkan prinsip-prinsip inti penerbangan internasional.
Pemerintah Lituania mengeluarkan pernyataannya sendiri, yang mengatakan, "Ini adalah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap komunitas internasional: Sebuah pesawat sipil dan penumpangnya telah dibajak oleh kekuatan militer."
Protasevich adalah salah satu pendiri dan mantan editor saluran Telegram NEXTA, salah satu saluran oposisi paling populer di Belarus.
Sebagian besar organisasi media independen di negara itu terpaksa ditutup setelah protes skala besar meletus atas sengketa pemilihan presiden pada 2020. Jaringan sosial Telegram dibiarkan sebagai satu-satunya alat komunikasi tanpa sensor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News