Kapal kargo Rubymar milik Inggris dan berbendera Belize. (Ozan KOSE / AFP)
Kapal kargo Rubymar milik Inggris dan berbendera Belize. (Ozan KOSE / AFP)

AS Peringatkan 'Bencana' usai Serangan Houthi Picu Tumpahan Minyak

Willy Haryono • 24 Februari 2024 19:10
Washington: Militer Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan akan adanya "bencana lingkungan" setelah serangan pemberontak Houthi asal Yaman terhadap sebuah kapal kargo memicu tumpahan minyak di Laut Merah.
 
Houthi menyerang kapal kargo Rubymar milik Inggris yang berbendera Belize pada 18 Februari lalu dengan beberapa rudal. Kapal itu berlayar melalui Selat Bab al-Mandeb yang menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden, dalam perjalanan ke Bulgaria setelah meninggalkan Khor Fakkan di Uni Emirat Arab.
 
Kerusakan parah menyebabkan awak kapal, yang semuanya selamat, meninggalkan Rubymar.

Komando Pusat AS (CENTCOM) mengonfirmasi pada hari Sabtu ini, 24 Februari 2024, bahwa kapal tersebut sekarang "masih mengambang tetapi perlahan-lahan menyerap air." Serangan Houthi membuat bahan bakar Rubymar bocor ke laut hingga sepanjang 29 kilometer.
 
Baca juga:  Kapal Kargo Inggris Diserang Houthi, Picu Tumpahan Minyak Sepanjang 29 KM
 
Kapal Rubymar diketahui mengangkut lebih dari 41.000 ton pupuk ketika diserang, lapor CENTCOM, "yang dapat sewaktu-waktu tumpah ke Laut Merah dan memperburuk bencana lingkungan ini."
 
"Houthi terus menunjukkan ketidakpedulian terhadap dampak regional dari serangan mereka yang tidak pandang bulu, mengancam industri perikanan, masyarakat pesisir, dan impor pasokan makanan," tambah militer AS, seperti dikutip dari laman Al Jazeera.
 
Kantor berita CNN mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan ancaman serangan lanjutan Houthi di Laut Merah mempersulit upaya petugas dalam menarik kapal Rubymar ke pelabuhan.
 
Houthi telah mengganggu rute perdagangan Laut Merah sejak Oktober 2023, dan berjanji bahwa serangannya akan terus berlanjut sampai Israel mengakhiri perangnya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 29.600 warga Palestina -- sebagian besar anak-anak dan perempuan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan