Menurut kepolisian Rusia, panitia forum melanggar aturan pengendalian Covid-19 dan acara tersebut juga digelar oleh "organisasi yang tak diinginkan."
Penggerebekan dilakukan menjelang pemilihan umum Rusia. Sejumlah pihak menilai, penggerebekan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam membungkam gerakan oposisi.
Bulan lalu, kritikus terkeras Presiden Rusia Vladimir Putin, Alexei Navalny, dijebloskan ke penjara. Ia dituduh melanggar syarat penangguhan penahanan saat dirinya sedang dirawat di Jerman usai terkena serangan racun syarat Novichok.
Baca: AS Jatuhkan Sanksi kepada Rusia atas Kasus Racun Navalny
Dilansir dari laman BBC, forum di sebuah hotel di Moskow digelar sekelompok tokoh oposisi untuk mendiskusikan strategi menjelang pemilu lokal dan parlemen pada September mendatang.
Tayangan di saluran televisi lokal memperlihatkan ratusan peserta forum yang digiring masuk ke kendaraan polisi. "Sebagian besar peserta tidak memakai perlengkapan pelindung (Covid-19)," ujar Kepolisian Moskow.
"Organisasi yang tak diinginkan di balik forum ini adalah Open Russia," sambungnya.
Open Russia didirikan di Inggris oleh Mikhail Khodorkovsky, mantan oligarki yang menjadi lawan Putin. Khodorkovsky sempat menghabiskan 10 tahun di penjara, sebelum akhirnya dibebaskan karena mendapat pengampunan Putin. Setelah bebas dari penjara, ia meninggalkan Rusia.
Menurut otoritas Rusia, Open Russia telah melanggar aturan negara yang melarang adanya grup asing yang melakukan aktivitas politik di Negeri Beruang Merah.
Namun menurut salah satu peserta forum, Andrei Pivovarov, acara di hotel Moskow digelar oleh grup bernama United Democrats. Ia menyebut penggerebekan itu dilakukan "untuk mengintimidasi" United Democrats.
Beberapa kolega Navalny menilai penggerebekan tersebut sebagai pertanda jelas bahwa "otoritas Rusia takut terhadap segala bentuk kompetisi dalam pemilu mendatang."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News