Pentagon mengatakan, tidak akan menempatkan pasukan di Ukraina lantaran bukan bagian dari NATO.
“Amerika Serikat siap mengamankan sekutu NATO kami, mencegah agresi terhadap anggota NATO, dan berlatih bersama negara-negara tuan rumah (di Eropa Timur),” dikutip dari New York Times, Rabu, 23 Februari 2022.
Baca: AS Jatuhkan Sanksi Tahap Awal ke 2 Bank Rusia.
Di bawah perintah Presiden Joe Biden, Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin III mengirimkan satuan tugas batalyon infanteri berisi sekitar 800 pasukan ke Baltik.
Pengerahan militer diperintahkan setelah pemerintahan Biden dan negara-negara sekutu Eropa menyatakan pengakuan Kremlin atas dua wilayah separatis Ukraina adalah pelanggaran hukum internasional. Pada Selasa, 22 Februari 2022, Biden mengikuti langkah para pemimpin Eropa dalam memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia atas pelanggaran kedaulatan Ukraina.
AS mengirimkan militer yang terdiri dari sekitar delapan jet tempur F-35 dari Jerman ke beberapa lokasi operasional sayap timur NATO di Eropa timur, satu batalyon berisi 20 helikopter serang dari Jerman ke negara-negara Baltik, dan satuan pasukan udara dari Yunani ke Polandia.
Biden juga menugaskan tambahan 3.000 tentara AS ke Polandia dan Rumania.
Ketika Rusia mengumumkan akan segera mengevakuasi semua staf diplomatiknya dari Ukraina, beredar video media sosial yang memperlihatkan sekelompok orang membakar beberapa dokumen dan mungkin barang lain, serta mengangkut sejumlah kotak ke dalam mobil-mobil dalam konsulat Rusia di Odessa.
Video yang direkam Selasa tersebut diunggah oleh dua akun pada layanan pesan Telegram.
Sementara itu, video lain yang diunggah jurnalis lepas Ethan Swope menunjukkan cahaya api di halaman belakang kedutaan Rusia di Kiev, ibu kota Ukraina, dan kepulan asap. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News