Memegang Presidensi G20 tahun ini, Indonesia berada di bawah tekanan berat dari AS dan para sekutu Barat untuk tidak mengundang Rusia terkait invasi Ukraina. Namun pemerintah RI berkukuh harus tetap bersikap "imparsial" dalam menyikapi perang Rusia-Ukraina.
"Saya telah mengundang Presiden Zelensky untuk menghadiri KTT G20," kata Presiden Joko Widodo pada Jumat kemarin. Jokowi juga menelepon Putin, dan orang nomor satu di Rusia itu mengonfirmasi akan hadir dalam KTT G20 tahun ini. Rusia adalah bagian dari G20, sementara Ukraina bukan negara anggota.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menyikapi keputusan Presiden Jokowi, pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden memberikan respons.
"Presiden (Biden) telah mengekspresikan secara publik penentangannya terhadap kehadiran Presiden Putin di G20. Untuk kehadiran (Presiden) Ukraina, kami menyambut baik hal tersebut," katta juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 30 April 2022.
"Kami telah menyampaikan pandangan kami bahwa kami merasa (Rusia) tidak seharusnya menjadi bagian (dari KTT G20), baik di level publik atau privat," sambung dia kepada awak media.
Ia menambahkan Washington juga memahami bahwa undangan tertulis Indonesia kepada Rusia untuk menghadiri KTT G20 dilakukan "sebelum invasi."
Baca: Diundang Jokowi, Putin Pastikan Akan Hadir di KTT G20
"Amerika Serikat terus meyakini bahwa partisipasi Rusia di dalam komunitas dan institusi internasional tidak dapat diperlakukan seperti business as usual," sebut deputi juri bicara Kementerian Luar Negeri AS, Jalina Porter, saatt ditanya reporter mengenai undangan Indonesia kepada Putin.
Ia tidak berkomentar mengenai apakah AS akan tetap datang ke KTT G20 tahun ini atau tidak.