Presiden AS Joe Biden. (AFP)
Presiden AS Joe Biden. (AFP)

Biden Desak Netanyahu Lindungi Warga Sipil di Rafah Gaza

Willy Haryono • 12 Februari 2024 08:35
Wilmington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu kemarin bahwa Israel tidak boleh melanjutkan operasi militer di Rafah tanpa rencana menjamin keselamatan sekitar 1 juta orang yang berlindung di sana, kata Gedung Putih.
 
Biden menegaskan kembali tujuan bersama AS-Israel untuk mengalahkan kelompok Hamas dan memastikan keamanan jangka panjang Israel.
 
Tetapi ia juga menyerukan "langkah-langkah mendesak dan spesifik" untuk meningkatkan jumlah dan konsistensi bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Palestina yang terjebak di Gaza, ujar Gedung Putih.

Badan-badan bantuan mengatakan serangan terhadap Rafah, yang terletak di bagian selatan Gaza di perbatasan dengan Mesir, akan menjadi bencana besar.
 
Militer Israel memerintahkan warga sipil untuk mengungsi ke selatan sebelum serangan sebelumnya terhadap kota-kota Gaza, namun kini tidak ada tempat yang jelas untuk dituju dan lembaga-lembaga bantuan mengatakan banyak warga sipil berpotensi tewas dalam operasi Israel.
 
Presiden Biden "menegaskan kembali pandangannya bahwa operasi militer di Rafah tidak boleh dilanjutkan tanpa rencana yang kredibel dan dapat dilaksanakan untuk memastikan keamanan dan dukungan bagi lebih dari satu juta orang yang berlindung di sana," kata Gedung Putih, mengutip dari laman NTD, Senin, 12 Februari 2024.

Negosiasi Pertukaran Sandera

Kedua pemimpin juga membahas upaya berkelanjutan untuk menjamin pembebasan semua sandera yang disandera Hamas selama serangan kelompok tersebut pada 7 Oktober di Israel, kata Gedung Putih.
 
"Presiden menekankan perlunya memanfaatkan kemajuan yang dicapai dalam negosiasi untuk menjamin pembebasan semua sandera sesegera mungkin," tutur Gedung Putih. Washington menambahkan bahwa Biden dan Netanyahu setuju untuk tetap berhubungan dekat.
 
Saluran televisi Aqsa Television yang dikelola Hamas pada hari Minggu kemarin mengutip seorang pemimpin senior yang mengatakan bahwa setiap serangan darat Israel di Rafah akan "meruntuhkan" negosiasi pertukaran sandera.
 
Kantor Netanyahu mengatakan pihaknya telah memerintahkan militer untuk mengembangkan rencana mengevakuasi warga sipil Rafah dan menghancurkan empat batalyon Hamas yang disebut Tel Aviv ada di sana.
 
Baca juga:  Bersiap Serang Rafah, Netanyahu: Kemenangan di Gaza Sudah Dekat
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan