Imigrasi kerap menjadi salah satu isu terpanas dalam pemilu AS. Tahun ini, pemilu di Negeri Paman Sam semakin terlihat seperti pertarungan ulang antara Trump dan Biden.
Biden mendukung rancangan undang-undang rencana imigrasi pada Jumat lalu, dan bersikeras bahwa itu akan menghasilkan serangkaian reformasi perbatasan "paling sulit" yang pernah ada.
"Sebagai presiden, hal ini akan memberi saya wewenang darurat baru untuk menutup perbatasan ketika negara kewalahan. Dan jika diberi wewenang itu, saya akan menggunakannya pada hari saya menandatangani RUU tersebut menjadi undang-undang," kata Biden, mengutip dari laman TRT World, Minggu, 28 Januari 2024.
Trump telah mengedepankan isu imigrasi dalam upayanya merebut kembali Gedung Putih, dengan mengeluarkan peringatan buruk tentang sifat perbatasan yang rentan dan pada saat yang sama juga memberikan perlawanan keras terhadap Partai Republik yang mendukung rencana Senat AS.
"Perbatasan sedang berlangsung (secara politis) dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya," tutur Trump dalam kampanye di Las Vegas pada Sabtu kemarin.
Baca juga: Nikki Haley: Joe Biden dan Donald Trump Sama Buruknya!
UU Imigrasi
Menyusul lobi Trump yang ekstensif, Mike Johnson, ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang dikuasai Partai Republik, mengatakan dalam sebuah surat terbuka pada hari Jumat bahwa rancangan undang-undang apa pun yang diadopsi Senat akan "mati" dan tidak akan pernah disahkan DPR."Mereka menyalahkan saya, dan saya berkata, 'Tidak apa-apa, tolong salahkan saya,'" ucap Trump di acara kampanye. "Saya lebih suka tidak punya UU ketimbang ada tapi buruk," sambungnya.
Ketika Gubernur Texas dari Partai Republik, Greg Abbott, dan pemerintah federal terlibat dalam perselisihan mengenai kendali perbatasan, Trump mengatakan ia akan memberikan "dukungan penuh" kepada negara bagian tersebut dan "menerjunkan semua sumber daya militer dan penegakan hukum yang diperlukan untuk menutup bagian akhir perbatasan."
Mantan presiden tersebut mengatakan ada "100 persen kemungkinan akan terjadi serangan teroris besar-besaran di Amerika Serikat" yang dilakukan oleh orang-orang yang melintasi perbatasan.
"Kami akan memulai operasi deportasi domestik terbesar di Amerika," sebutnya. Sikap ini sejalan dengan janji kampanye yang sering diulang-ulang dan mendapat sorak-sorai dari basis massa Republik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News