Putin dan Zelensky sama-sama mendukung penuh gencatan senjata di Ukraina timur. Perjanjian gencatan senjata sudah disepakati tim negosiator Ukraina, Rusia, dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) pekan kemarin.
Kantor kepresidenan Ukraina mengatakan bahwa Zelensky meminta Putin untuk mengambil langkah-langkah lanjutan, termasuk membebaskan warga Ukraina yang ditahan di wilayah timur, Krimea, dan juga Rusia.
Sementara pihak Kremlin mengatakan, Putin menilai keputusan Ukraina menggelar pemilihan umum regional di tahun ini bertentangan dengan perjanjian damai Minsk.
"Jika gencatan senjata ini dapat bertahan, maka dapat membukakan jalan bagi implementasi beberapa klausul dalam perjanjian damai Minsk," ujar kantor kepresidenan Ukraina, dikutip dari Radio Free Europe Radio Liberty.
Zelensky terpilih sebagai presiden Ukraina tahun lalu. Salah satu janji Zelensky adalah mengakhiri konflik separatis di wilayah Donetsk dan Luhansk.
Jerman dan Prancis telah memediasi konflik antara Ukraina dan Rusia ini, sejak sebuah perjanjian damai ditandatangani di Minsk, Belarusia, pada 2015. Namun upaya pengimplementasian perjanjian Minsk belum optimal hingga saat ini.
Pemimpin keempat negara telah berkumpul di Paris pada Desember 2019 untuk menghidupkan kembali proses perdamaian. Pertemuan bertajuk Normandy Format itu berujung pada skema pertukaran tahanan antara Ukraina dan separatis pro-Rusia.
Beberapa isu yang masih mengganjal seputar Ukraina timur adalah momen pemilu lokal, pengendalian perbatasan di area separatis, penarikan unit dan peralatan militer Rusia, serta pelucutan senjata.
Sejak konflik meletus di Ukraina timur pada 2014, Rusia membantah telah mengirimkan pasukan ke negara tetangganya itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News