"Inisiatif ekspor biji-bijian telah berlangsung hampir satu bulan, dan selama masa ini, tiga pelabuhan kami telah mengekspor satu juta ton pertama," kata Zelensky, dikutip dari Radio Free Europe Radio Liberty, Sabtu, 27 Agustus 2022.
Ekspor biji-bijian, termasuk gandum, dari sejumlah pelabuhan Laut Hitam sempat terhenti usai Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari. Juli lalu, Rusia dan Ukraina menyepakati perjanjian di Istanbul untuk melanjutkan ekspor dengan dimediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki.
Zelensky mengatakan sejak perjanjian itu berlaku, 44 kapal telah meninggalkan pelabuhan Ukraina menuju 15 negara.
"Tujuan kami adalah mencapai volume 3 juta ton per bulan," ucapnya. "Ini adalah sesuatu yang sangat penting bagi Afrika, Asia dan Eropa."
Baca: Zelensky: Ukraina 'Terlahir Kembali' setelah Invasi Rusia
Sebelumnya pada bulan ini, kepala Program Makanan Dunia (WFP) mengingatkan bahwa dengan berlanjutnya ekspor dari Ukraina pun, "krisis pangan global masih akan berlanjut untuk setidaknya 12 bulan ke depan."
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Inggris mengatakan bahwa pihaknya mengirim enam drone bawah air untuk membantu Ukraina membersihkan pesisirnya dari ranjau. Drone itu juga bertujuan untuk mengamankan pengiriman pasokan pangan dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina.
Sejumlah pejabat pertahanan Inggris mengatakan bahwa pengiriman pangan dari Ukraina masih terhambat ranjau yang ditinggalkan pasukan Rusia di wilayah perairan.
Puluhan personel angkatan laut Ukraina akan berlatih di Inggris mengenai cara penggunaan drone tersebut.
"Walau pembelajarannya berlangsung di sini, nantinya mitra Ukraina dapat membersihkan sendiri perairan mereka dari ranjau," tutur Laksamana Ben Key, kepala staf angkatan laut Inggris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News