Badan Energi atom Ukraina mengatakan, kompleks Zaporizhzhia dihantam lima kali kemarin, termasuk di dekat tempat penyimpanan bahan radioaktif. Menurut pejabat yang ditunjuk Rusia mengatakan Ukraina menembaki pabrik itu dua kali, mengganggu pergantian shift.
Dewan Keamanan PBB bertemu kemarin untuk membahas situasi tersebut. Guterres meminta kedua belah pihak untuk menghentikan semua pertempuran di dekat pabrik.
Baca: Ukraina Sebut Serangan Rusia Rusak 3 Sensor Radiasi di Fasilitas Nuklir Zaporizhzhia. |
"Fasilitas itu tidak boleh digunakan sebagai bagian dari operasi militer apa pun. Sebaliknya, kesepakatan mendesak diperlukan pada tingkat teknis tentang batas demiliterisasi yang aman untuk memastikan keamanan daerah tersebut," ucap Guterres dilansir dari Malay Mail, Jumat, 12 Agustus 2022.
Rusia merebut Zaporizhzhia pada Maret setelah menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Pabrik, di dekat garis depan pertempuran, dipegang oleh pasukan Rusia dan dioperasikan oleh pekerja Ukraina.
Pada pertemuan Dewan Keamanan, Amerika Serikat mendukung seruan untuk zona demiliterisasi dan mendesak Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk mengunjungi situs tersebut.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan dunia sedang didorong ke ambang bencana nuklir, sebanding dengan skala Chernobyl. Dia mengatakan para pejabat IAEA bisa mengunjungi situs itu secepatnya bulan ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuntut Rusia mengembalikan pembangkit nuklir itu ke kendali Ukraina. "Hanya penarikan penuh Rusia dan pemulihan kendali Ukraina atas situasi di sekitar stasiun yang dapat menjamin dimulainya kembali keamanan nuklir untuk seluruh Eropa," ucap Zelensky.
Kiev dan Moskow sebelumnya saling menyalahkan atas serangan di situs tersebut. Ukraina juga menuduh Rusia menembakkan roket ke kota-kota Ukraina dari sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir yang direbut karena mengetahui akan berisiko bagi Ukraina untuk membalas tembakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News