Kehancuran akibat serangan Rusia di Chasiv Yar, Ukraina, 22 Maret 2023. (Aris Messinis / AFP)
Kehancuran akibat serangan Rusia di Chasiv Yar, Ukraina, 22 Maret 2023. (Aris Messinis / AFP)

Serangan Jarak Jauh Rusia Tewaskan 10 Warga Ukraina, 20 Lainnya Terluka

Willy Haryono • 25 Maret 2023 12:22
Moskow: Pengeboman jarak jauh Rusia menewaskan setidaknya 10 warga sipil dan melukai 20 lainnya di beberapa bagian Ukraina sepanjang Jumat kemarin, kata para pejabat di Kyiv.
 
Mengutip dari laman 9news, Sabtu, 25 Maret 2023, lima orang tewas di Kostiantynivka di provinsi Donetsk Ukraina timur, setelah sebuah rudal Rusia menghantam pusat bantuan.
 
Otoritas Ukraina mengatakan, Rusia telah menyerang dengan rudal anti-pesawat S-300. Lima warga sipil yang tewas tersebut adalah pengungsi, menurut keterangan Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko.

Di saat perang artileri mulai memasuki musim semi kedua, pasukan Rusia juga menggunakan rudal yang diluncurkan dari udara, pesawat nirawak (drone), dan bom tipe gliding untuk menyerang sejumlah wilayah, kata juru bicara angkatan udara Ukraina Yurii Ihnat.
 
Dua warga sipil tewas dan sembilan lainnya terluka dalam serangan Rusia di kota Bilopillia, provinsi Sumy. Serangan tersebut berupa roket dan juga artileri.
 
Di Ukraina selatan, serangan Rusia menewaskan satu orang di kota Kherson. Dalam serangan di kota Bilozerka, satu warga tewas dan empat lainnya terluka. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pernah mengunjungi wilayah itu pada Kamis lalu.
 
Sementara itu, pasukan Ukraina siap memanfaatkan cuaca yang lebih hangat dan pasokan senjata baru dari Barat, termasuk tank tempur, untuk melancarkan serangan balasan yang bertujuan mengusir pasukan Rusia dari daerah-daerah pendudukan.
 
Namun Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia dan sekarang wakil ketua Dewan Keamanan dari negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin, mengatakan bahwa pasukannya siap menghalau serangan balik Ukraina.
 
"Staf umum kami sedang menilai semua itu," kata Medvedev.
 
Ia menambahkan bahwa setiap upaya Ukraina untuk merebut Krimea, yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada 2014, dapat memicu respons nuklir dari Moskow. "Upaya untuk memisahkan sebagian dari negara berarti melanggar batas keberadaan negara," ucapnya.
 
"Saya berharap 'teman-teman' kami di seberang lautan sana menyadari hal ini," sambung Medvedev.
 
Baca juga:  Eks Presiden Rusia: Jika Putin Ditangkap, Itu Deklarasi Perang
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan