Situasi di Irak semakin kacau setelah ulama Syiah ternama, Moqtada al-Sadr, mengumumkan mundur dari dunia politik selamanya.
"Mempertimbangkan situasi keamanan di Baghdad yang semakin parah, semua warga Turki diimbau bepergian ke sana kecuali jika benar-benar mendesak," ujar Kementerian Luar Negeri Turki.
"Bagi warga Turki yang sudah berada di Irak, diimbau untuk menghindari area-area berlangsungnya demonstrasi massa di Baghdad," sambungnya, dikutip dari Yeni Safak, Selasa, 30 Agustus 2022.
Dalam pernyataan terpisah, Kemenlu Turki mengatakan bahwa Ankara "khawatir" atas perkembangan situasi di Irak, negara yang disebutnya sebagai "saudara."
Pihak kementerian mengatakan bahwa "stabilitas dan keamanan dari saudara Irak kami" merupakan hal penting bagi Turki.
"Kami berharap konflik politik saat ini dapat diselesaikan secara damai melalui dialog inklusif," sebut Kemenlu Turki.
Setidaknya 23 orang tewas dalam bentrokan antar dua kubu di Irak hingga Selasa ini. Menurut laporan AFP, setidaknya 23 pendukung ulama al-Sadr telah ditembak mati dalam bentrokan.
"Selain menewaskan 23 orang, sedikitnya 380 orang (pendukung Moqtada Al-Sadr) juga terluka," kata sumber medis Irak.
Bentrokan antara pendukung Sadr dan tentara dan orang-orang Hashed al-Shaabi, mantan paramiliter yang terintegrasi ke dalam pasukan Irak, telah mereda semalam tetapi berlanjut lagi pada Selasa pagi.
Merespons kekacauan saat ini, al-Sadr memutuskan melakukan aksi mogok makan hingga kekerasan dan penggunaan senjata api di Irak berakhir.
Baca: Desak Kekerasan di Irak Dihentikan, Moqtada al-Sadr Lakukan Mogok Makan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News