Pakar seni budaya Kathy Foley memainkan wayang golek di San Francisco, AS, 22 Oktober 2022. (Kemenlu RI)
Pakar seni budaya Kathy Foley memainkan wayang golek di San Francisco, AS, 22 Oktober 2022. (Kemenlu RI)

Diplomasi Wayang Golek, Dalang Asing Pukau Publik San Francisco

Willy Haryono • 24 Oktober 2022 16:13
San Francisco: Kesenian wayang golek rupanya digemari di tengah-tengah warga lokal maupun asing di San Francisco Bay Area, Amerika Serikat (AS). Buktinya adalah Kathy Foley, seorang pakar seni budaya khususnya wayang golek yang tinggal di Santa Cruz, AS yang sukses mempromosikan kesenian Indonesia dari tahun ke tahun, khususnya seni Sunda dan wayang golek ke publik AS.
 
Kathy Foley mahir memainkan wayang dengan penghayatan dan intonasi suara yang tepat. Tidak hanya itu, sang profesor yang tinggal berpuluh-puluh tahun di Jawa Barat juga menekuni seni Sunda, sehingga tidak heran mampu menghayati pembawaan seluruh karakter wayang dengan baik.
 
"Suatu kebanggaan tersendiri bagi saya bisa menjadi dalang dalam memainkan kesenian wayang golek di depan publik AS, khususnya di San Francisco Bay Area," kata Kathy Foley di hadapan ratusan tamu yang datang dalam pertunjukan bertajuk 'Wayang Golek - The Stunning World of Sundanese Rod Puppets Theatre' di Wisma Indonesia, San Francisco akhir pekan kemarin.

Dalam keterangan di situs Kementerian Luar Negeri, Senin, 24 Oktober 2022, Kathy Foley mengangkat cerita dan pesan kearifan dalam kehidupan manusia mikrokosmos dalam alam makrokosmos, terutama mengenai manusia sebagai entitas mikrokosmos yang bermasyarakat dan berbudaya.
 
Cerita tersebut juga digabungkan dengan beberapa kisah Mahabharata dan Ramayana hingga dakwah Islam serta cerita rakyat (folkore) dan legenda di tengah masyarakat Sunda atau Priangan seperti Sangkuriang dan Mundinglaya Dikusumah.
 
"Saya sangat antusias menyiapkan pertunjukan ini dan tidak mengira antusiasme yang tinggi dibuktikan dengan kehadiran ratusan orang dari berbagai kalangan di San Francisco pada acara budaya Indonesia ini," ujar guru besar emeritus UC Santa Cruz tersebut.
 
Konjen RI San Francisco, Prasetyo Hadi, mengungkapkan bahwa pertunjukan wayang golek ini memang sudah lama dinanti.
 
"Ini merupakan pertama kalinya KJRI San Francisco menggelar pertunjukan wayang golek kepada khalayak publik AS setelah kita mendengar beberapa tokoh seni dan budaya lokal bahkan para akademisi berbagai universitas terkemuka di AS, khususnya San Francisco Bay Area, bertanya-tanya kapan pertunjukan wayang golek digelar oleh KJRI," kata Prasetyo.
 
Kegiatan pertunjukan wayang golek ini tidak seperti biasanya. Pertunjukan disesuaikan dengan segmentasi audiens, yang mayoritas adalah warga asing yang terdiri dari mitra kerja asing, para pakar/akademisi, serta pelaku dan penggiat seni dan budaya lokal dan asing di AS khususnya San Francisco.
 
"Pertunjukan wayang golek kali ini meliputi presentasi edukasi mengenai sejarah, nilai falsafah, cerita, serta pelajaran karakter dan watak beberapa tokoh wayang, serta pertunjukan sinoptik wayang golek yang membawa kisah cerita pertarungan baik dan buruk antara pandawa dan kurawa," Prasetyo.
 
Dituturkan pula bahwa diplomasi seni dan budaya harus lebih tepat sasaran menyasar pihak-pihak asing terutama mereka yang belum banyak mengenal dan mendalami budaya Indonesia.
 
"Dengan kehadiran yang hampir semuanya didominasi oleh orang asing dan bahkan para akademisi, hal tersebut akan semakin memberikan harapan diplomasi budaya lebih mengena pada sebanyak-banyaknya masyarakat asing setempat sehingga tercipta cultural awareness dan nation branding tentang keberagaman budaya Indonesia," ujar Prasetyo.
 
Pertunjukan wayang golek penting untuk semakin melestarikan salah satu seni tradisional dunia yang dimiliki Indonesia sejalan dengan penetapan wayang golek oleh UNESCO sebagai salah satu Mahakarya Warisan Kemanusiaan Lisan dan Nonbendawi dunia (Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) bersama dengan wayang kulit dan wayang klitik, pada 7 November 2003.
 
Di samping itu, pelestarian budaya Indonesia sebagai bagian dari warisan budaya tak benda dunia melalui pertunjukan wayang golek seperti ini diharapkan akan semakin meningkatkan penghormatan dunia internasional terhadap kekayaan budaya Indonesia.
 
Konsul Pensosbud, Mahmudin Nur Al-Gozaly, menyampaikan bahwa acara diplomasi budaya seperti yang dipertunjukan oleh seorang pakar asing yang menyasar orang-orang asing merupakan salah satu strategi yang penting untuk dilakukan Perwakilan RI San Francisco sebagai media untuk semakin mempromosikan kekayaan dan keberagaman Indonesia yang multikultural.?
 
Baca:  Promosikan Diplomasi Kebudayaan Lewat Wayang Kulit Virtual Bahasa Jepang “Bimo Bumbu”

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan