Status darurat ini, berlaku selama 30 hari ke depan, memberi wewenang kepada tentara untuk turut menjaga ketertiban serta menangguhkan beberapa hak konstitusional warga, seperti kebebasan bergerak dan berkumpul.
Pendukung presiden terguling Peru, Pedro Castillo, telah membarikade banyak ruas jalan di seantero negeri sejak Desember lalu. Mereka menuntut digelarnya pemilihan umum baru serta pencopotan Boluarte.
Pada Jumat malam, Boluarte menolak mundur, dengan mengatakan bahwa, "komitmen saya adalah dengan Peru."
Mengutip dari laman Al Arabiya News, status darurat Peru berlaku di Lima, wilayah Cusco dan Puno, serta pelabuhan Callao yang berdekatan dengan ibu kota.
Lebih dari 100 barikade aksi protes telah dipasang di seantero Peru pada Sabtu kemarin, terutama di wilayah selatan yang selama ini menjadi pusat kerusuhan. Barikade juga banyak dipasang di sekitar Lima.
Bandara di Cusco, pintu gerbang menuju situs wisata Machu Picchu, telah dibuka kembali pada Sabtu setelah sempat ditutup karena gejolak unjuk rasa.
Kamis kemarin, otoritas penerbangan Peru menangguhkan operasional bandara Cusco, yang selama menangani lalu lintas udara terbanyak kedua di Peru. Desember lalu, operasi di bandara Cusco sempat dihentikan selama lima hari.
Demonstrasi massal anti-pemerintah Peru pertama kali pecah pada awal Desember, setelah Castillo digulingkan dari jabatannya karena berusaha membubarkan Kongres dan memerintah melalui dekrit. Kala itu, Castillo berusaha mencegah pemungutan suara pemakzulan terhadap dirinya.
Peru telah menghadapi ketidakstabilan politik dalam beberapa tahun terakhir, dengan Boluarte sebagai orang keenam yang memegang kursi kepresidenan dalam kurun waktu lima tahun.
Castillo, yang sedang diselidiki dalam beberapa kasus penipuan selama masa jabatannya, telah ditahan selama 18 bulan atas tuduhan pemberontakan.
Baca juga: Bandara Dekat Pusat Wisata Peru Ditutup Buntut Protes Berlarut-larut
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News