Kepada puluhan ribu pendukungnya, Macron menjanjikan keadilan sosial dan dukungan pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat di tengah inflasi yang terus meningkat di Prancis.
"Proyek kami untuk 2022 adalah solidaritas dan kemajuan sosial," ucap Macron, dikutip dari DW.
"Masyarakat Prancis yang bekerja tidak perlu lagi menggunakan seluruh penghasilan mereka hanya untuk membeli bensin atau berbelanja. Hal itu tidak adil," sambungnya.
Menurut Macron, kelas pekerja Prancis akan mendapat bonus bebas pajak hingga EUR6 ribu atau setara Rp95 juta pada musim panas. Ia juga mengatakan pemerintah Prancis telah mengalokasikan EUR20 miliar untuk menekan harga listrik dan bahan bakar.
Mengenai rival utamanya, Marine Le Pen, Macron mengingatkan risiko pemilu Prancis ala Brexit jika pemimpin sayap kanan itu keluar sebagai pemenang pemilu.
"Lihat saja apa yang terjadi dengan Brexit dan pemilu-pemilu lainnya. Apa yang kelihatannya tidak mungkin terjadi ternyata terjadi," ucap Macron.
"Bahaya ekstremisme telah mencapai tingkatan terbaru, karena dalam beberapa bulan dan tahun terakhir, kebencian serta kebenaran alternatif telah dinormalisasi," lanjutnya.
"Kita seolah sudah terbiasa melihat antisemitik dan tokoh-tokoh rasis di televisi," ungkap Macron.
Kampanye Macron dilakukan beberapa pekan usai dirinya berfokus pada diplomasi internasional mengenai perang Rusia-Ukraina. Hal ini memungkinkan Le Pen untuk mengeksplorasi isu-isu dalam negeri demi memikat perhatian publik Prancis.
Baca: Tokoh Sayap Kanan, Le Pen Kejar Macron dalam Pilpres Prancis
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News