“Sejak varian baru yang sangat bermutasi pertama kali terdeteksi di Afrika selatan bulan lalu, telah dilaporkan di 77 negara,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan, seperti dikutip AFP, Kamis 15 Desember 2021.
“Kenyataannya adalah bahwa varian Omicron mungkin ada di sebagian besar negara, meskipun belum terdeteksi,” ungkapnya.
"Omicron menyebar pada tingkat yang belum pernah kita lihat dengan varian sebelumnya," tegas Tedros.
Pakar WHO Abdi Mahamud, sementara itu mengatakan, pada konferensi pers bahwa pemodelan menunjukkan bahwa beberapa negara di Eropa –,yang sudah berjuang melawan gelombang pandemi kelima yang sengit,– dapat melihat Omicron menjadi varian dominan dalam beberapa hari.
Peringatan itu muncul di tengah bukti yang berkembang bahwa varian baru mungkin lebih baik dalam menghindari perlindungan vaksin daripada yang sebelumnya.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh Pfizer Selasa menunjukkan bahwa dua dosis suntikan vaksin covid-nya menawarkan sekitar 70 persen perlindungan terhadap penyakit parah dari Omicron, dibandingkan dengan 93 persen terhadap varian sebelumnya.
Sementara itu, data juga menunjukkan bahwa varian baru dapat menyebabkan gejala yang lebih ringan.