"Presiden Putin dalam pidatonya (pada Senin lalu) menyatakan penolakan Ukraina sebagai negara berdaulat," katanya kepada wartawan, dilansir dari AFP, Rabu, 23 Februari 2022.
"Secara umum, dia tidak menepati janjinya, baik di depan umum maupun secara pribadi, baik kepada Presiden (Emmanuel) Macron atau kepada Kanselir (Olaf) Scholz," lanjutnya.
Baca: Putin Desak Negara Lain Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk.
Ia mengatakan, mereka tidak tahu bagaimana lagi mempercayai perkataan Presiden Putin. Le Drian menambahkan, sebanyak 140 ribu tentara Rusia berkumpul di perbatasan Ukraina dan memungkinkan untuk melakukan invasi penuh.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menuduh Putin berbohong tentang niatnya di Ukraina dalam pembicaraan dengan para pemimpin Barat beberapa hari terakhir.
"Ketika Anda melakukan kebalikan dari apa yang Anda katakan seminggu yang lalu, maka Anda tidak mengatakan yang sebenarnya atau, dalam bahasa Jerman: Anda berbohong," tutur Baerbock.
"Presiden Rusia yang mengambil keputusan untuk sepenuhnya melanggar hukum internasional, menginjak-injak hukum internasional, dan berkontribusi pada fakta bahwa kita sekarang tidak lagi berbicara tentang perdamaian bersama di Eropa, melainkan bagaimana kita dapat terus menghindari perang," sambungnya.
Ia menegaskan, Barat siap untuk semua skenario. Ini termasuk invasi penuh Rusia ke Ukraina.
Namun ia menambahkan, jika invasi benar terjadi, maka sanksi yang telah disepakati dengan mitra Eropa dapat ditingkatkan kapan saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News