Lembaga nirlaba satwa liar Cobius mengungkapkan, 234 kematian monyet howler ini hanya mewakili wilayah yang dapat dipelajari kelompok konservasi satwa liar Meksiko. Menurut mereka, angka kematian sebenarnya pasti lebih tinggi lagi.
Melansir Channel News Asia, Selasa, 25 Juni 2024, media lokal Meksiko melaporkan pada Mei lalu bahwa setidaknya 85 kematian monyet howler disebabkan suhu panas melebihi 45 derajat Celcius di tengah kekeringan berkepanjangan.
Kekeringan telah menguras waduk-waduk di Meksiko, dan debit air mulai terisi kembali pada awal musim hujan saat ini.
"Hujan tidak akan menyelesaikan kondisi darurat, tetetap hanya memberikan waktu untuk melakukan tindakan konservasi," kata Cobius.
Meski negara bagian Tabasco terus-menerus menghadapi suhu tinggi, organisasi tersebut mengatakan populasi monyet howler juga menderita akibat perburuan, penebangan berlebihan, penurunan habitat, persaingan mendapatkan ruang, dan penyakit baru yang ditularkan manusia atau hewan peliharaan.
"Faktor-faktor ini bersinergi dengan suhu tinggi dan menimbulkan tekanan panas yang menyebabkan peradangan akut serta berkontribusi dalam respons sistem kekebalan tubuh yang tidak efisien," ungkap Cobius.
Dikatakan, beberapa monyet howler yang diteliti menderita edema paru atau paru-paru basah setelah menghirup asap kebakaran hutan.
Monyet howler mantel yang hidup di Meksiko, Amerika Tengah, Kolombia, dan Ekuador diklasifikasikan sebagai spesies rentan dalam Daftar Merah Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) yang terakhir melakukan penilaian global pada 2015. (Theresia Vania Somawidjaja)
Baca juga: Ekstrem! India Catat 40.000 Kasus Serangan Panas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News