Menurut laporan media Jerman, dikutip dari laman BBC pada Minggu, 20 Desember 2020, tiga dari lima perempuan sedang diperiksa atas kaitannya dengan aktivitas teror ISIS.
Ratusan warga Eropa yang memutuskan bergabung dengan ISIS beberapa tahun lalu, saat ini berada di sejumlah kamp Kurdi di Suriah bagian utara. Mereka semua dipindahkan ke sana usai ISIS dinyatakan kalah dalam hal kekuasaan wilayah di Suriah dan Irak pada Maret 2019.
Banyak dari mereka adalah perempuan dan anak-anak yang diduga berasal dari keluarga militan atau simpatisan ISIS.
Baca: Militan Perempuan ISIS Diduga WNI Tewas di Kamp Suriah
Mempertimbangkan risiko keamanan nasional dari keluarga ISIS, sejumlah negara Eropa cenderung enggan merepatriasi warga mereka sendiri dari kamp-kamp di Suriah atau Irak.
Salah satu contoh keengganan ini terlihat dari kasus Shamima Begum, perempuan asal Inggris yang bergabung dengan ISIS pada 2015. Status kewarganegaraan Begum dicopot Pemerintah Inggris atas alasan keamanan.
Namun sejumlah grup hak asasi manusia mendesak sejumlah negara untuk merepatriasi warga mereka masing-masing. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah, perempuan dan anak-anak yang ditinggalkan di kamp-kamp ISIS berisiko terkena penyakit dan radikalisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id