"Saya sering ditanya, apakah kita sedang berada di Perang Dingin terbaru," kata Guterres dalam konferensi keamanan Munich di Jerman, dikutip The Hill, Jumat, 18 Februari 2022.
"Jawaban saya adalah, ancaman keamanan global saat ini lebih kompleks dan mungkin lebih tinggi dibanding kala itu," sambungnya.
Di waktu bersamaan saat Guterres berkomentar, utusan Amerika Serikat untuk Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) mengatakan ada 169 ribu hingga 190 ribu prajurit Rusia di dekat perbatasan Ukraina. Ia menyebut angkanya bertambah cukup tinggi dari sebelumnya hanya 100 ribu di bulan Januari.
Kamis kemarin, Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa invasi Rusia masih merupakan skenario yang mungkin terjadi. "Iya," ucap Biden singkat saat ditanya awak media apakah Rusia akan menginvasi negara tetangganya.
"Saya merasa (invasi) akan terjadi dalam beberapa hari ke depan," sambung dia.
Satu hari setelahnya, Biden mengatakan bahwa dirinya meyakini Presiden Rusia Vladimir Putin sudah memutuskan langkah invasi ke Ukraina. Namun Biden juga meyakini Putin masih mempertimbangkan opsi diplomasi untuk menurunkan ketegangan.
Mengenai diplomasi, Guterres menyambut baik rangkaian langkah diplomatik yang dilakukan sejumlah negara.
"Saya meminta semua pihak untuk sangat berhati-hati terhadap retorika mereka. Pernyataan publik harus disampaikan untuk menurunkan ketegangan, bukan malah mengobarkannya," sebut Guterres.
Rusia berulang kali membantah tidak akan menginvasi Ukraina, dan bahkan sudah menarik sebagian pasukannya dari perbatasan. Namun AS dan negara-negara Barat menilai ketegangan masih terjadi dan Moskow tetap dapat melancarkan invasi sewaktu-waktu.
Baca: 2 Wilayah Separatis Pro-Rusia di Ukraina Perintahkan Mobilisasi Militer
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News