Pemilu putaran kedua Republik Ceko antara mantan Perdana Menteri Andrej Babis dan pensiunan jenderal NATO Petr Pavel digambarkan sebagai kontes antara oligarki populis dan demokrasi liberal. Menurut sejumlah jajak pendapat, Pavel tampaknya memiliki keunggulan atas Tuan Babis.
Mengutip dari laman BBC, Sabtu, 28 Januari 2023, kontes pemilu Republik Ceko tahun ini ditandai dengan disinformasi, dan bahkan hingga ancaman pembunuhan.
Di Republik Ceko, peran presiden sebagian besar bersifat seremonial, namun tetap memiliki pengaruh tinggi. Pavel dan Babis menjadi dua tokoh teratas dari tujuh kandidat di putaran pertama pemilu Republik Ceko.
Baca juga: Pemilu Presiden Republik Ceko Dimulai di Tengah Kekhawatiran Serangan Siber
Pavel menggunakan media sosial pekan ini untuk menyangkal rumor kematiannya sendiri yang menyebar melalui surat elektronik (email). Sebuah website palsu sempat muncul untuk mengumumkan kematiannya karena gagal jantung. Pavel mengatakan masalah seputar kematian palsu ini sedang ditangani polisi.
Disinformasi mengenai rivalnya itu dikutuk Babis, yang menggambarkan kabar kematian palsiu tersebut sebagai sesuatu yang "menjijikkan." Ia berharap polisi dapat menyelidiki hal itu secara menyeluruh.
Sementara itu, Babis telah membatalkan semua penampilan kampanye tatap muka yang tersisa karena khawatir akan keselamatan pribadinya setelah menerima ancaman pembunuhan.
Selama menjadi perdana menteri, miliarder Babis menikmati hubungan dekat dengan Viktor Orban dari Hongaria, yang terus berselisih dengan Uni Eropa atas isu penegakan hukum.
Ia sempat mengungkapkan kekhawatiran atas perang di Ukraina yang dapat menyebar ke Eropa tengah. Babis juga menawarkan untuk menjadi penengah pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.
Hasil pemilu putaran kedua Republik Ceko akan diumumkan pada Sabtu sore waktu setempat.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News