Pemimpin Turki tersebut berbicara melalui telepon dengan Presiden AS Joe Biden dalam pembicaraan pertama mereka sejak 7 Oktober, ketika serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel oleh kelompok Palestina Hamas memicu perang.
“Presiden Erdogan menyatakan bahwa intensifikasi dan perpanjangan serangan Israel dapat menimbulkan konsekuensi negatif regional dan global,” kata kepresidenan Turki dalam sebuah pernyataan setelah panggilan telepon tersebut, dilansir dari AFP, Jumat, 15 Desember 2023.
“Penarikan dukungan tanpa syarat Amerika Serikat kepada Israel dapat menjamin gencatan senjata yang cepat,” tambahnya.
Erdogan telah menjadi salah satu kritikus paling vokal di dunia Muslim terhadap taktik militer Israel di Gaza.
Dia menyebut pemimpin Israel Benjamin Netanyahu sebagai 'tukang jagal Gaza' dan mencap Israel sebagai 'negara teror'.
Selama panggilan telepon, Erdogan mengatakan, “Amerika Serikat memiliki tanggung jawab bersejarah untuk memastikan gencatan senjata permanen di wilayah tersebut sesegera mungkin”.
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “Biden menegaskan kembali dukungannya terhadap hak Israel untuk membela diri.”
"Para pemimpin juga membahas upaya untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan melindungi warga sipil, serta perlunya naungan politik bagi rakyat Palestina," sambung mereka.
Biden sangat mendukung Israel, tetapi pada Selasa ia mengeluarkan kritik terkuatnya. Biden memperingatkan bahwa Israel berisiko kehilangan dukungan global karena “pengeboman tanpa pandang bulu”.
Gedung Putih kemarin mengatakan pihaknya ingin perang diakhiri “sesegera mungkin”, setelah menteri pertahanan Israel mengatakan kepada pejabat tinggi AS bahwa perang akan berlangsung beberapa bulan lagi.
Kelompok bersenjata Hamas menyerbu melintasi perbatasan dari Gaza ke Israel dan membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang, menurut pejabat Israel.
Bertujuan untuk melenyapkan Hamas, Israel melancarkan serangan militer balasan di Gaza. Namun, serangan ini menewaskan lebih dari 18.700 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas.
Baca juga: Erdogan: PM Israel Akan Diadili sebagai Penjahat Perang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News