Seruan tersebut disampaikan Trudeau karena ia berpotensi kalah di tangan pemimpin pemula, Tory Erin O'Toole.
Menurut jajak pendapat, dua partai besar yang memerintah Kanada berada dalam situasi panas. Masing-masing mengumpulkan dukungan dari 32 persen responden, sementara Partai Demokrat Baru yang berhaluan kiri tertinggal jauh di belakang.
"Pertarungan meningkat antara kedua partai politik," kata pembuat jajak pendapat Jean-Marc Leger, dilansir dari AFP, Jumat, 17 September 2021.
"Karena tidak ada pemimpin partai yang tampaknya membuat kesan (membekas) pada pemilih, sepertinya itu akan menjadi pemungutan suara dengan eliminasi daripada pemungutan suara berdasarkan keyakinan," imbuhnya.
Baca juga: Kanada Tak Akan Mengakui Taliban sebagai Pemerintah di Afghanistan
Ketika Trudeau menarik pemerintahannya pada awal Agustus untuk memaksakan pemilihan umum, popularitasnya dalam jajak pendapat melonjak tajam. Warga Kanada sangat mendukung tanggapan pandemi covid-19 yang dijalankan Trudeau.
Ratusan miliar dolar dibagikan pemerintahan Trudeau untuk mendukung pekerja dan pebisnis melalui krisis ini. Selain itu, peluncuran vaksin covid-19 di negara itu berjalan dengan baik, meskipun ada salah langkah di awal.
Tampaknya ini menjadi saat yang tepat bagi Trudeau untuk mencoba mendapatkan kembali mayoritas dalam masa jabatan ketiga.
Trudeau tetap menjadi pilihan utama orang Kanada untuk perdana menteri, tetapi skandal dan penyimpangan etika telah menodai citra anak emasnya. Pemerintahannya sendiri juga menunjukkan tanda-tanda 'keausan' setelah Trudeau enam tahun menjabat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News