Dalam sistem imigrasi ini, poin akan diberikan untuk tawaran pekerjaan pada tingkat keahlian yang sesuai serta kemampuan berbahasa Inggris dengan gaji minimum. Visa pekerja terampil akan diberikan kepada mereka yang mendapatkan cukup poin.
Aturan imigrasi yang baru ini akan memastikan para pengusaha dapat merekrut orang-orang berkualifikasi tinggi dari seluruh dunia, untuk mendorong kemajuan ekonomi dan menjaga Inggris tetap berada di garis terdepan inovasi.
Hal ini akan turut mendorong para pengusaha untuk fokus pada pelatihan dan investasi untuk tenaga kerja Inggris, mendorong produktivitas dan meningkatkan peluang bagi individu, terutama mereka yang terkena dampak virus korona (covid-19).
"Pemerintah berjanji untuk mengakhiri pergerakan bebas, untuk mengambil kendali atas perbatasan kami kembali, dan untuk memperkenalkan sistem imigrasi berbasis poin yang baru. Hari ini, kami telah memenuhi janji itu," kata Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel, dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id pada Sabtu, 5 November 2002.
"Sistem yang sederhana, efektif, dan fleksibel ini akan memastikan pemberi kerja dapat merekrut pekerja terampil yang mereka butuhkan, sekaligus mendorong pemberi kerja untuk melatih dan berinvestasi pada tenaga kerja Inggris," lanjutnya.
"Kami juga membuka rute bagi mereka yang memiliki bakat luar biasa atau menunjukkan kapabilitas luar biasa di bidang teknik, sains, teknologi, atau budaya," tutur Patel.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, aplikasi terbaru ini adalah kabar gembira. Sistem ini mengirimkan pesan ke seluruh dunia bahwa Inggris terbuka untuk bisnis.
"Kami ingin talenta terbaik dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk berkontribusi pada ekonomi dan masyarakat kami, serta membantu memajukan Inggris, terlepas dari negara mana mereka berasal," ucap Jenkins.
Baca: Inggris Perlonggar Aturan Visa Kerja untuk 'Mahasiswa Internasional'
Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, London akan memiliki wewenang untuk memutuskan pekerja asing yang dapat memasuki Inggris. Pendekatan baru ini juga akan memainkan peran penting dalam pemulihan ekonomi Inggris dengan mendorong fokus dan investasi pada populasi penduduk Inggris untuk membantu menciptakan ekonomi dengan upah yang tinggi, keterampilan yang tinggi, dan produktivitas yang tinggi.
"Inggris terbuka untuk semua orang, dan kami berharap dapat menyambut pekerja Indonesia berketerampilan tinggi di Inggris, sehingga mereka dapat memperoleh pengalaman kerja berkelas dunia dan memperluas cakrawala bisnis mereka untuk masa depan yang lebih baik," ungkap Jenkins.
Biasanya pekerja asing di Inggris dibayar setidaknya GBP25.600 (sekitar Rp512 juta) per tahun, kecuali tarif yang berlaku untuk pekerjaan tersebut lebih tinggi.
Aplikasi dibuat secara daring, dan sebagai bagian dari prosesnya, para pelamar perlu memverifikasi identitas dan memberikan dokumen mereka.
Setelah pelamar dari luar Inggris melengkapi aplikasi, biasanya mereka akan mendapatkan keputusan dalam waktu tiga pekan. Mereka harus memiliki uang yang cukup untuk membayar biaya pendaftaran (mulai dari GBP610 hingga GBP1.408), biaya perawatan kesehatan (biasanya GBP624 per tahun) serta mampu menghidupi diri sendiri (biasanya dengan memiliki setidaknya GBP1.270).
Visa berlaku hingga 5 tahun, sebelum nantinya harus diperpanjang. Selain visa pekerja terampil, sejumlah rute visa lainnya telah dibuka pada 1 Desember:
1. Visa Global Talent untuk orang yang dapat menunjukkan bahwa mereka memiliki bakat luar biasa atau komitmen luar biasa di bidang sains, teknik, humaniora, kedokteran, teknologi digital atau seni dan budaya
2. Visa Inovator untuk seseorang yang ingin mendirikan bisnis di Inggris berdasarkan ide bisnis yang inovatif, layak dan dapat diskalakan
3. Visa Start-up bagi seseorang yang ingin mendirikan bisnis di Inggris untuk pertama kalinya
4. Visa Transfer Intra-perusahaan, yang diperuntukkan bagi pekerja yang akan dipindahkan oleh tempat mereka bekerja untuk melakukan pekerjaan terampil di Inggris
Rute Pelajar dan Pelajar Anak telah dibuka pada 5 Oktober 2020 untuk pelajar internasional dari seluruh dunia yang memenuhi syarat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News