"Saya yakin konfrontasi militer akan berlanjut," kata Guterres dalam konferensi pers akhir tahun di Markas Besar PBB di New York, dilansir dari Anadolu Agency, Selasa, 20 Desember 2022.
Menurutnya, kedua negara itu harus menunggu negosiasi serius untuk perdamaian. "Kami tidak memiliki ilusi bahwa negosiasi perdamaian sejati akan mungkin terjadi dalam waktu dekat," sambung dia.
Guterres mengatakan, PBB memusatkan upayanya pada aspek lain seperti ekspor amonia Rusia melalui pipa ke pelabuhan Laut Hitam di Ukraina dan mempercepat pertukaran tawanan perang.
Sebelumnya, diplomat veteran Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger mengatakan waktunya semakin dekat untuk negosiasi perdamaian di Ukraina. Hal ini, menurut dia, dapat mengurangi risiko perang dunia yang menghancurkan.
Namun, komentarnya ditolak pemerintah Kiev. Menurut mereka, pernyataan Kissinger hanya untuk 'menenangkan agresor'.
Baca juga: Serukan Negosiasi Damai Ukraina-Rusia, Saran Eks Menlu AS Ditolak Kiev
Pemerintah Ukraina menegaskan, tidak mungkin ada kesepakatan yang melibatkan penyerahan wilayah.
Pembantu Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak di Telegram mengatakan, Kissinger tidak mengerti apapun. Ia menegaskan, sifat perang ini berdampak terhadap tatanan dunia.
"Resep yang diminta oleh mantan menteri luar negeri, tetapi takut untuk mengatakannya dengan lantang, sederhananya menenangkan agresor dengan mengorbankan bagian-bagian Ukraina dengan jaminan non-agresi terhadap negara-negara lain di Eropa Timur," kata Podolyak.
"Semua pendukung solusi sederhana harus mengingat hal yang sudah jelas: kesepakatan apa pun dengan 'iblis' -,perdamaian yang buruk dengan mengorbankan wilayah Ukraina,- akan menjadi kemenangan bagi Putin dan resep kesuksesan bagi para otokrat di seluruh dunia," sambungnya.
Rusia sekarang menguasai sekitar seperlima dari Ukraina.
Kremlin mengatakan Kiev harus mengakui aneksasi Moskow atas wilayah selatan dan timur. Ukraina mengatakan setiap tentara Rusia harus meninggalkan wilayahnya, termasuk Krimea, yang dianeksasi Rusia pada 2014.
Kiev masih berusaha 'melamar' untuk bergabung dengan NATO setelah Moskow mengumumkan aneksasi selanjutnya pada September. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut 'operasi militer khusus' ini sebagai momen menentukan bagi negaranya.
Ukraina dan Barat mengatakan Putin tidak memiliki pembenaran untuk apa yang mereka katakan sebagai perang pendudukan gaya kekaisaran. Kissinger memperingatkan bahwa keinginan untuk membuat Rusia "impotensi", atau bahkan mencari pembubaran Rusia, dapat menimbulkan kekacauan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News