Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, ragu jika Moskow telah selesai mengumpulkan tentara cadangan itu.
"Pasukan Rusia sangat tidak siap dan tak diperlengkapi (senjata memadai), mereka digunakan secara brutal oleh komandonya sehingga memungkinkan kita untuk menganggap bahwa Rusia mungkin membutuhkan gelombang baru orang untuk dikirim ke perang," katanya, dilansir dari AFP, Sabtu, 29 Oktober 2022.
Dorongan mobilisasi yang memecah belah telah menyebabkan puluhan ribu orang melarikan diri dari negara itu dan memunculkan protes publik pertama yang berkelanjutan terhadap perang.
"Tugas yang Anda tetapkan (memobilisasi) 300.000 orang telah selesai. Tidak ada tindakan lebih lanjut yang direncanakan," kata Menteri Pertahanan Sergei Shoigu kepada Presiden Vladimir Putin pada pertemuan yang disiarkan televisi di Kremlin.
Baca juga: Menhan AS: Tak Ada Bukti Rusia Atau Ukraina Gunakan ‘Dirty Bomb’
Dia mengatakan 82.000 telah dikirim ke zona pertempuran dan sisanya sedang berlatih.
Sementara itu, Putin berterima kasih kepada pasukan cadangan tersebut atas dedikasi mereka. "Terima kasih atas patriotisme mereka dan tekad kuat untuk membela negara, membela Rusia," kata Putin.
Mobilisasi yang diperintahkan Putin bulan lalu setelah pasukannya mengalami kemunduran besar di medan perang adalah pertama kalinya sebagian besar orang Rusia menghadapi dampak pribadi langsung dari “operasi militer khusus” yang ia luncurkan pada Februari.
Lebih dari 2.000 orang ditangkap dalam protes anti-mobilisasi, terutama di beberapa bagian Rusia yang dihuni oleh etnis minoritas yang mengeluh bahwa mereka menjadi sasaran yang tidak proporsional untuk dikirim ke garis depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News