Delegasi Indonesia dorong pembentukan instrumen atau perjanjian internasional atasi polusi plastik. Foto: Dok KLHK
Delegasi Indonesia dorong pembentukan instrumen atau perjanjian internasional atasi polusi plastik. Foto: Dok KLHK

Delegasi Indonesia Dorong Pembentukan Perjanjian Internasional Atasi Polusi Plastik

Medcom • 25 April 2024 15:45
Ottawa: Delegasi Indonesia mendorong pembentukan instrumen atau perjanjian internasional untuk mengatasi polusi plastik. Limbah plastik sudah mencemari sebagian besar lingkungan dunia. 
 
"Instrumen tersebut harus komprehensif, pragmatis, seimbang, inkusif, dan transparan berdasarkan kajian ilmiah yang telah ada," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, melalui keterangan tertulis yang diterima, Kamis, 25 April 2024. 
 
Pernyataan Rosa ini dikemukakan saat memimpin delegasi Indonesia mewakili Coordinating Body on the Seas of East Asia (COBSEA) pada pertemuan The Fourth Session of the Intergovernmental Negotiating Committee To Develop An International Legally Binding Instrument On Plastic Pollution, Including In The Marine Environment (INC-4) di Ottawa, Kanada, Rabu, 23 April 2024. Pertemuan tersebut berlangsung hingga 29 April 2024.

Rosa menekankan pentingnya penanganan pencemaran lintas batas yang disebabkan oleh polusi plastik. Dunia pun harus segera memitigasi dampak pencemaran plastik ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan nasional para pihak.
 
Kehadiran Rosa di Ottawa didampingi Duta Besar RI di Ottawa, Daniel Tumpal S Simanjuntak. Keduanya berpartisipasi aktif menyuarakan kepentingan Pemerintah Indonesia dan organisasi multilateral. 
 
Rosa menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia mendukung penuh terbentuknya perjanjian internasional tersebut. Instrumen itu, lanjut dia, merupakan salah satu wujud dukungan internasional dalam menyelesaikan pencemaran lingkungan yang diakibatkan polusi plastik. 
 
Baca: Pengembangan Ekonomi Sirkular Mengurangi Limpahan Sampah Plastik ke Laut

Rosa mengingatkan jika polimer plastik merupakan produk turunan minyak bumi yang sulit terdegradasi secara alami. Plastik menyebabkan polusi dan kerusakan, terutama bagi ekosistem laut. 
 
Sejumlah penelitian menemukan elemen mikroplastik dalam tubuh organisme perairan. Apabila tidak segera ditangani dengan cermat, Rosa khawatir polusi plastik ini bisa merusak kualitas rantai energi secara keseluruhan. 
 

Terapkan ekonomi sirkular

Pada forum tersebut, Rosa juga mendorong implementasi ekonomi sirkular dalam produksi plastik. Setiap negara juga diminta mengurangi ketergantungan terhadap virgin plastic polimer dan mendorong pendaurulangan kemasan plastik. 
 
"Upaya ini diharapkan dapat mengurangi beban pencemaran terhadap lingkungan dan menciptakan industri plastik yang berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan," kata dia. 
 
Pada pertemuan tersebut disepakati bahwa sampah plastik merupakan polutan baru. Polusi yang diakibatkan oleh sampah plastik telah mencapai tingkat yang tinggi dan terus meningkat. 
 
Negara-negara yang hadir pada pertemuan itu juga menyepakati untuk mengembangkan instrumen yang mengikat secara hukum untuk mengakhiri pencemaran plastik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UWA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan