Vaksin AstraZeneca dinilai aman. Foto: AFP.
Vaksin AstraZeneca dinilai aman. Foto: AFP.

Regulator Obat Uni Eropa Sebut Vaksin AstraZeneca Tidak Bermasalah

Marcheilla Ariesta • 12 Maret 2021 17:42
Brussel: Tidak ada indikasi vaksin virus korona (covid-19) buatan AstraZeneca-University of Oxford terkait dengan peningkatan risiko penggumpalan darah. Hal ini ditegaskan oleh regulator obat-obatan Uni Eropa.
 
Pernyataan ini muncul setelah sejumlah negara di kawasan tersebut, termasuk Denmark dan Norwegia menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Sebelumnya, dilaporkan di Denmark seorang perempuan 60 tahun meninggal akibat penggumpalan darah usai mendapatkan vaksinasi dengan vaksin tersebut.
 
"Saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksinasi menyebabkan kondisi ini, yang tidak terdaftar sebagai efek samping dari vaksin tersebut," kata European Medicines Agency (EMA), dilansir dari BBC, Jumat, 12 Maret 2021.

"Manfaat vaksin terus melebihi risikonya dan vaksin dapat terus diberikan sementara penyelidikan kasus peristiwa tromboembolik sedang berlangsung," tambah mereka.
 
Dilaporkan ada sekitar 30 kasus insiden tromboembolik di antara lima juta orang Eropa yang menerima suntikan tersebut.
 
AstraZeneca Aman
 
Sementara itu, AstraZeneca menyebutkan vaksin mereka aman. Kemanan obat, kata mereka, telah dipelajari secara ekstensif dalam uji klinis.
 
Baca juga: AstraZeneca Tegaskan Vaksin Covid-19 Mereka Aman Digunakan
 
"Regulator memiliki standar kemanjuran dan keamanan yang jelas dan ketat untuk persetujuan obat baru," ucap juru bicara perusahaan.
 
Di Inggris, Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) mengatakan tidak ada bukti bahwa vaksin tersebut menyebabkan masalah.
 
"Penggumpalan darah dapat terjadi secara alami dan tidak jarang. Lebih dari 11 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca sekarang telah diberikan di seluruh Inggris," kata Phil Bryan dari MHRA.
 
Keputusan untuk menghentikan sementara penggunaan suntikan AstraZeneca telah menjadi kemunduran bagi kampanye vaksinasi Eropa. Vaksinasi di sana juga terhenti karena penundaan pengiriman obat.
 
Meski demikian, ada perkembangan positif, di mana EMA menyetujui penggunaan vaksin sekali suntik Johnson & Johnson.
 
"Vaksin yang lebih aman dan efektif akan datang ke pasar kita," seru Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.
 
Namun, vaksin ini kemungkinan tidak akan tiba di Uni Eropa hingga April mendatang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan