Tiga pemimpin negara Eropa melakukan kunjungan ke Ukraina untuk tunjukkan dukungan bagi negara itu./AFP
Tiga pemimpin negara Eropa melakukan kunjungan ke Ukraina untuk tunjukkan dukungan bagi negara itu./AFP

Unjuk Dukungan, 3 Pemimpin Eropa Lakukan Kunjungan ke Ukraina

Marcheilla Ariesta • 16 Juni 2022 14:50
Kiev: Para pemimpin tiga negara terbesar Uni Eropa, Jerman, Prancis, dan Italia, diperkirakan tiba di Kiev, Ukraina pada Kamis, 16 Juni 2022. Kunjungan ini menunjukkan dukungan mereka kepada Ukraina di tengah invasi Rusia ke negara itu.
 
Kunjungan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi memakan waktu berminggu-minggu untuk pengaturannya. Ketiganya ingin mengatasi kritik di Ukraina atas tanggapan mereka terhadap perang.
 
Perjalanan yang diharapkan, yang belum diumumkan karena alasan keamanan, datang sehari sebelum Komisi Eropa akan membuat rekomendasi tentang status Ukraina sebagai calon Uni Eropa. Status Ukraina di Uni Eropa ini mendapat tanggapan 'suam-suam kuku' dari negara-negara terbesar blok itu.

Berbicara di Rumania kemarin, Macron mengatakan sudah waktunya bagi Eropa untuk meyakinkan Ukraina atas 'ambisi' Uni Eropa-nya.
 
"Kami berada pada titik di mana kami perlu mengirim sinyal politik yang jelas, kami orang Eropa, terhadap Ukraina dan rakyatnya ketika melawan secara heroik," katanya, tanpa memberikan rincian, dikutip dari Israel National News.
 
Baca juga: Macron Tegaskan Pada saatnya Ukraina Harus Negosiasi dengan Rusia
 
Kiev mengkritik Prancis, Jerman dan Italia, atas tuduhan menyeret kaki mereka dalam mendukung Ukraina. Mereka dituduh lambat mengirimkan senjata dan menempatkan kemakmuran sendiri di atas kebebasan dan keamanan Ukraina.
 
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diperkirakan akan mendorong ketiganya untuk mengirim lebih banyak senjata guna membantu pasukannya yang berjuang keras menahan penjajah Rusia.
 
Pada Selasa lalu, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina mengatakan, negaranya hanya menerima 10 persen dari senjata yang diminta dari Barat untuk membantu melawan serangan Rusia.
 
"Dari apa yang kami katakan kami butuhkan, kami mendapat sekitar 10 persen," kata Anna Malyar dalam pidato televisi yang dikutip oleh AFP. Ia mengatakan, Barat harus mempercepat jadwal pengirimannya.
 
Sebelumnya, Zelensky kembali meminta senjata berat dari Barat. Ia mengkritik apa yang disebutnya 'perilaku terkendali' dari beberapa pemimpin Eropa yang katanya telah sangat memperlambat pasokan senjata.
 
Sementara itu, Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina Vadym Skibitsky memperingatkan bahwa Ukraina hampir kehabisan amunisi karena pasukan negara itu terus berperang melawan pasukan Rusia.
 
Dia mengatakan, sumbangan dari negara lain cukup untuk memasok artileri di medan perang tetapi Ukraina masih kalah dibandingkan dengan Rusia.
 
"Semuanya sekarang tergantung pada apa yang (Barat) berikan kepada kita," kata Skibitsky. 
 
"Ukraina memiliki satu artileri hingga 10 hingga 15 artileri Rusia. Mitra barat kami telah memberi kami sekitar 10 persen dari apa yang mereka miliki," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan