Presiden Prancis Emmanuel Macron. Foto: AFP
Presiden Prancis Emmanuel Macron. Foto: AFP

Macron Tegaskan Pada saatnya Ukraina Harus Negosiasi dengan Rusia

Medcom • 16 Juni 2022 11:34
Chisinau: Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu, 15 Juni 2022 menyerukan diskusi baru yang mendalam dengan Ukraina. Ucapan itu tanpa mengonfirmasi apakah dirinya akan mengunjungi Kiev seperti dikabarkan beberapa media.
 
"Di gerbang Uni Eropa kami, situasi geopolitik, yang belum pernah terjadi sebelumnya, sedang berlangsung," kata Macron setelah bertemu dengan pasukan Prancis yang ditempatkan di Rumania, dikutip dari AFP, Kamis, 16 Juni 2022.
 
“Konteks politik serta keputusan yang harus diambil Uni Eropa dan beberapa negara menjustifikasi diskusi mendalam baru dan kemajuan baru.

Baca: Lebih dari 50 Negara Janji Bantu Bangun Pertahanan Ukraina.
 
"Kami, Uni Eropa, perlu mengirim sinyal politik yang jelas ke Ukraina dan rakyat Ukraina, yang telah melakukan perlawanan heroik selama beberapa bulan," kata Macron, berbicara di samping Presiden Rumania Klaus Iohannis.
 
Ia menekankan bahwa diskusi harus bersifat baru, termasuk seputar peralatan militer, pendanaan dan pembukaan blokir pengiriman gandum Ukraina karena terdampak invasi Rusia sejak Februari. 
 
“Pada titik tertentu, ketika kita telah membantu perlawanan (Ukraina) dengan maksimal, ketika saya harap Ukraina menang, dan terutama ketika pertempuran senjata berhenti, kita harus bernegosiasi,” tambah Macron.
 
"Presiden Ukraina dan para pemimpinnya harus bernegosiasi dengan Rusia,” ujar presiden Prancis itu, menambahkan pemimpin Eropa juga akan turut serta.
 
Macron tiba di anggota NATO, Rumania, pada Selasa, 14 Juni 2022. Ia makan malam dengan tentara Prancis di pangkalan Mihail Kogalniceanu dekat Laut Hitam dan memutuskan untuk bermalam dalam tenda, bukan di hotel.
 
Keesokan harinya, ia sarapan dengan sejumlah tentara sebelum bertemu Iohannis selama lebih dari satu jam.
 
Di hari Rabu, Macron kemudian melakukan perjalanan ke Moldova untuk berbicara dengan Presiden Maia Sandu di ibu kota Chisinau, di mana ia meminta agar Uni Eropa menyampaikan isyarat positif terkait pengajuan negara bekas Uni Soviet untuk bergabung dengan blok tersebut.
 
"Saya ingin kami mengirim sinyal positif dan jelas ke Moldova. Namun, saya ingin menjaga situasi untuk membangun kebulatan suara, kesepakatan di antara negara-negara anggota UE,” tambah Macron.
 
Macron menjadi Presiden Prancis pertama yang mengunjungi Moldova setelah Jacques Chirac pada 1998. Dia sudah bertemu Presiden Sandu tiga kali sejak Februari 2021. Macron disebut telah membangun kepercayaan dengan presiden pro Eropa itu.
 
Ratusan ribu warga Ukraina tercatat memasuki ke Moldova, salah satu negara termiskin di Eropa dengan populasi 2,6 juta jiwa. Sebagian besar mengungsi ke negara-negara lain. (Kaylina Ivani)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan