Melansir dari laman Malay Mail, Selasa, 21 Maret 2023, hasil mosi tidak percaya memicu aksi protes anti-pemerintah, salah satunya berlangsung di Paris dengan 101 orang ditangkap dalam ketegangan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan.
Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne memicu kemarahan oposisi pekan lalu dengan mengumumkan langkah pemerintah yang akan memberlakukan reformasi pensiun tanpa pemungutan suara di parlemen. Langkah tersebut memicu tuduhan perilaku anti-demokrasi.
Oposisi mengajukan dua mosi tidak percaya pada pemerintah sebagai respons atas tindakan PM Borne.
Majelis Rendah Majelis Nasional Prancis dengan 577 kursi menolak mosi pertama, yang diajukan koalisi LIOT sentris dan didukung sayap kiri, dengan selisih hanya sembilan suara. Angka ini jauh lebih sempit dari yang diperkirakan.
Selang beberapa waktu majelis menolak mosi tidak percaya kedua yang diajukan National Rally (RN) sayap kanan, dengan hanya ada 94 suara dukungan.
Penolakan mosi dapat diartikan berarti reformasi untuk menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun kini sudah diadopsi badan legislatif Prancis.
PM Borne telah meminta Mahkamah Konstitusi Prancis untuk memeriksa rancangan undang-undang reformasi pensiun tersebut. Sementara kubu sayap kiri telah mengajukan permintaan kepada pengadilan untuk referendum mengenai RUU tersebut.
"Saya bertekad untuk terus melakukan transformasi yang diperlukan di negara kami dengan para menteri, dan saya akan mencurahkan seluruh energi untuk memenuhi harapan sesama warga negara," kata PM Borne dalam sebuah pernyataan kepada AFP setelah pemungutan suara.
Selamatnya pemerintah Prancis bukan akhir dari krisis domestik terbesar di negara tersebut di bawah kepemimpinan Macron. Sejauh ini, sang presiden belum membuat komentar publik atas kontroversi reformasi pensiun.
Baca juga: Lebih dari 500 Orang Ditangkap dalam Protes Reformasi Pensiun di Prancis
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News