Baku: Juru bicara kepresidenan Azerbaijan mengatakan, misi PBB tiba di Karabakh pada Minggu, 1 Oktober 2023 pagi waktu setempat. Kehadirannya untuk menilai kebutuhan kemanusiaan.
"Utusan misi PBB tiba di Karabakh pada Minggu pagi, terutama untuk menilai kebutuhan kemanusiaan," ucap jubir kepresidenan Azerbaijan, dikutip dari France24.
Ini menandai pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir badan internasional tersebut mendapatkan akses ke wilayah tersebut.
Kelompok separatis Armenia, yang telah menguasai wilayah tersebut selama tiga dekade, setuju untuk melucuti senjata mereka, membubarkan pemerintahan mereka dan berintegrasi kembali dengan Baku setelah serangan satu hari Azerbaijan pada pekan lalu.
Prancis mengecam Azerbaijan karena hanya mengizinkan misi tersebut masuk setelah sebagian besar penduduknya melarikan diri.
Berakhirnya upaya separatis Karabakh merupakan pukulan berat terhadap impian berabad-abad orang-orang Armenia untuk menyatukan kembali apa yang mereka katakan sebagai tanah leluhur mereka, yang terbagi di antara kekuatan regional sejak Abad Pertengahan.
Hampir seluruh penduduk Karabakh yang diperkirakan berjumlah 120.000 orang meninggalkan wilayah tersebut pada hari-hari berikutnya, sehingga memicu krisis pengungsi.
Nazeli Baghdasaryan, juru bicara perdana menteri Armenia mengatakan, 100.483 pengungsi tiba di Armenia pada Minggu pagi.
Menurutnya, 45.516 pengungsi kini berada di akomodasi sementara.
Yerevan menuduh Baku melakukan "pembersihan etnis" – sebuah tuduhan yang dibantah Baku – dan menyerukan warga Armenia untuk tidak meninggalkan rumah mereka dan berintegrasi kembali dengan Azerbaijan di mana hak-hak mereka akan dihormati.
Armenia, negara berpenduduk 2,8 juta jiwa, menghadapi tantangan besar dalam menampung masuknya pengungsi secara tiba-tiba.
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah pada Jumat mengumumkan permohonan darurat sebesar 20 juta Franc Swiss untuk membantu mereka yang melarikan diri.
Azerbaijan kini mengadakan pembicaraan “reintegrasi” dengan para pemimpin separatis, dan pada saat yang sama menahan beberapa tokoh senior dari pemerintahan sebelumnya dan komando militernya.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan akan bertemu pada Kamis depan di Kota Granada, Spanyol, untuk melakukan pembicaraan yang dimediasi Barat yang bertujuan mengakhiri permusuhan bersejarah mereka.
Ketika hubungan kedua negara diracuni oleh kebencian etnis yang diakibatkan oleh tiga perang dalam beberapa dekade, beberapa putaran perundingan yang dimediasi oleh Brussels dan Washington sejauh ini gagal menghasilkan terobosan.
Baca juga: Pertama dalam Hampir 30 Tahun, PBB Akan Kunjungi Nagorno-Karabakh
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id