Menggunakan mesin penghancur otomatis, Erdan merobek salinan piagam PBB sembari berkata dengan nada sarkasme: "Anda sedang menghancurkan piagam PBB dengan tangan Anda sendiri."
"Iya, iya, itulah yang sedang Anda lakukan. Merobek piagam PBB. Memang tidak tahu malu," lanjutnya, melansir dari laman Standard.co.uk pada Sabtu, 11 Mei 2024.
Aksi protes simbolis ini terjadi sebelum Majelis Umum PBB memberikan suara mendukung pemberian "hak dan keistimewaan" baru kepada Palestina, dan menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk mempertimbangkan kembali permintaannya untuk menjadi negara anggota.
Resolusi tersebut disahkan dengan perolehan suara 143 suara mendukung dan 9 suara menolak, serta 25 suara abstain.
Erdan sebelumnya mengatakan kepada TV Israel Channel 12 bahwa keputusan Amerika Serikat untuk menahan pengiriman bom berat ke Israel menyusul kekhawatiran bahwa senjata tersebut dapat digunakan untuk menyerang Rafah dan menimbulkan korban sipil adalah "keputusan yang sangat mengecewakan, bahkan membuat frustrasi."
Dia mengklaim Presiden AS Joe Biden menyerah pada tekanan dalam negeri, termasuk dari gelombang protes di kampus-kampus AS. Erdan mengatakan resolusi tersebut “tidak berhubungan dengan kenyataan di lapangan”.
Selain itu, Erdan mengatakan bahwa mengundang Palestina ke dalam PBB adalah "untuk memberi penghargaan kepada para pelaku kekejaman (serangan Hamas) dengan status kenegaraan."
Dewan keamanan PBB nantinya akan memutuskan apakah mereka akan memberikan keanggotaan Palestina.
Penundaan penggunaan bom berat oleh AS telah membuat marah beberapa orang di kabinet perang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Israel mengatakan pihaknya akan terus menyerang Rafah di mana mereka mengklaim sisa brigade militer Hamas bersembunyi.
Netanyahu mengatakan mereka akan bertarung habis-habisan, bahkan dengan ‘kuku’ di jari mereka masing-masing jika diperlukan.
Baca juga: Hamas Sambut Baik Upaya Pertimbangkan Kembali Keanggotaan Palestina di PBB
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News