New York: Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan kembali bahwa Solusi Dua Negara (Two-State Solution) adalah satu-satunya cara mencapai perdamaian dalam konflik berkepanjangan Palestina dan Israel. Pernyataan ini ditegaskan Guterres dalam pidato di Dewan Keamanan PBB (DK PBB) di New York, Amerika Serikat pada Selasa kemarin.
Di depan Dewan Keamanan PBB, Guterres mengatakan bahwa ‘hukuman kolektif' Israel kepada warga Palestina serta penolakannya terhadap Solusi Dua Negara merupakan sesuatu yang “tidak dapat diterima.”
Komentar Sekjen PBB ini muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini menegaskan kembali penolakannya yang panjang dan gigih terhadap rencana pembentukan negara merdeka bagi Palestina.
“Penolakan untuk menerima Solusi Dua Negara bagi Israel dan Palestina, dan penolakan terhadap hak kenegaraan bagi rakyat Palestina, tidak dapat diterima,” kata Guterres, dilansir dari Al Jazeera, Rabu, 24 Januari 2024.
“Hak rakyat Palestina untuk membangun negaranya sendiri harus diakui oleh semua orang,” ujarnya.
Dalam beberapa hari terakhir, Netanyahu telah menuai kecaman global karena menolak seruan untuk membentuk negara Palestina. Penolakan Netanyahu ini berarti menentang saran dari Amerika Serikat, yang memberikan bantuan militer miliaran dolar kepada Israel.
Kantor Netanyahu pekan lalu mengatakan Israel "harus mempertahankan kendali keamanan atas Gaza," bahkan setelah "Hamas dihancurkan.” Hal ini disampaikan beberapa hari setelah Netanyahu juga menolak kedaulatan Palestina atas Tepi Barat.
Ia menyatakan perlunya Israel memiliki "kendali keamanan atas seluruh wilayah sebelah barat (Sungai) Yordania."
Penolakan terjadi seiring Israel yang terus memerangi Hamas di Gaza, di mana jumlah korban tewas telah mencapai hampir 25.500 hingga Selasa, dengan sekitar 70 persen kematian adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Hamas.
Baca juga: Penolakan Berulang Israel atas Solusi Dua Negara 'Tak Dapat Diterima'
Cek Berita dan Artikel yang lain di