"Christian Emmanuel Sanon, yang saat ini berada di tahanan, pernah melakukan kontrak dengan beberapa perusahaan keamanan Venezuela yang berbasis di Amerika Serikat," sambung dia, dilansir dari laman Tass, Senin, 12 Juli 2021.
Charles mengatakan bahwa Sanon adalah warga negara Haiti. "Ia adalah salah satu dalang di balik pembunuhan (presiden)," ungkapnya.
Presiden Moise dibunuh pada 7 Juli lalu. Terduga pelaku adalah 28 tentara bayaran dari negara asing. Istri sang presiden, Martine Moise, juga terluka dalam serangan tersebut, dan sempat diterbangkan ke Miami untuk menjalani perawatan.
Baca: Istri Presiden Haiti Ceritakan Momen Pembunuhan Suaminya
Jovenel Moise, 53, telah menjadi presiden Haiti sejak 2017. Kekuasaannya diguncang sejumlah tuduhan korupsi dan gelombang unjuk rasa di ibu kota dan beberapa kota besar lainnya tahun ini,
Pemilihan umum parlemen Haiti seharusnya dilakukan pada Oktober 2018, namun ditunda karena adanya perselisihan politik. Jovenel Moise diketahui berencana menggelar referendum perubahan konstitusi pada September tahun ini.
Februari lalu, di saat kubu oposisi menginginkan sang presiden untuk turun dari jabatannya, Moise mengatakan sebuah rencana pembunuhan terhadap dirinya telah terungkap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News