Kubu Castillo berhenti menghitung suara saat keunggulan mereka atas Fujimori mencapai 44.058 suara. sementara Fujimori berusaha menganulir sejumlah suara yang dianggapnya telah dicuri.
Hasil resmi pilpres Peru pada 6 Juni lalu belum diumumkan, namun Castillo sudah mengklaim kemenangan via Twitter.
"Era baru telah tiba," tulis Castillo, dilansir dari laman Metro.us. "Tidak ada lagi orang miskin di negara kaya," sambungnya.
Ia juga memperbarui profil di Twitternya menjadi "presiden terpilih Republik Peru (2021-2026)."
Meroketnya popularitas Castillo, seorang mantan guru berusia 51 tahun, mengguncang dunia elit politik dan bisnis Peru. Kemenangan Castillo dapat berdampak krusial terhadap industri pertambangan di Peru, produsen perunggu terbesar kedua di dunia. Castillo berencana menaikkan pajak di sektor tersebut.
Berbicara di hadapan pendukungnya di Lima pada Selasa, Fujimori bertekad untuk terus berjuang "membela demokrasi Peru." Ia berharap hasil pilpres dapat berubah setelah sejumlah suara berhasil ia anulir.
"Hasil dari ONPE (badan elektoral) telah keluar, tapi hal terpenting adalah evaluasi dari surat suara," tegas Fujimori. "Kami percaya pada otoritas, tapi kami lebih percaya pada keinginan rakyat," sambungnya.
Partai Castillo membantah adanya kecurangan dalam pilpres. Sejumlah pengawas internasional di Lima juga menyatakan pilpres awal Juni lalu berlangsung transparan.
Baca: Rivalnya Hampir Menang, Fujimori Tuding Ada Kecurangan Pilpres
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News