Jaksa penuntut mengatakan Eric Nelson, pengacara utama Chauvin, telah berusaha meningkatkan penggunaan narkoba dalam upaya untuk memperkeruh karakter Floyd. Jaksa menegaskan bahwa teori tersebut akan bertentangan dengan bukti medis.
Nelson tampaknya mengakui kepekaan ketika dia berdiri untuk memeriksa silang Ross: "Saya menyesal mendengar tentang perjuangan Anda dengan kecanduan opioid," dia memulai. "Terima kasih telah berbagi dengan juri."
Sebelumnya, Ross yang sempat menyematkan bros berbentuk hati ke jaket hitamnya untuk kesempatan itu, tersenyum manis mengenang ingatan saat ditanya jaksa di hari keempat kesaksian saksi bagaimana ia pertama kali bertemu Floyd.
"Itu salah satu cerita favorit saya untuk diceritakan," kata Ross.
Sis? Kamu tidak apa-apa?
Ross yang berusia 45 tahin mengatakan dia pertama kali bertemu Floyd pada Agustus 2017 di penampungan tunawisma Salvation Army, tempat dia bekerja sebagai penjaga keamanan. Dia sedang menunggu di lobi untuk mengunjungi ayah dari putranya setelah menutup kedai kopi tempat dia bekerja. Floyd mendekatinya.
Courteney Ross. Foto: AFP
"Floyd memiliki suara yang bagus, dalam (aksen) selatan, serak," katanya, "dan dia, seperti, ’Sis? Kamu baik-baik saja, sis ‘?’”, cerita Ross mengenai pertemuannya dengan Floyd.
Floyd merasa Ross saat itu tengah merasa sedih serta sendirian dan mengajak untuk berdoa bersamanya.
"Itu sangat manis," kata Ross, mengoleskan tisu ke matanya. "Saat itu aku telah kehilangan banyak kepercayaan pada Tuhan,” tutur Ross.
Mereka melakukan ciuman pertama mereka di lobi malam itu dan kecuali sesekali istirahat bersama sampai kematiannya, katanya.