Sejumlah turis berhasil dievakuasi dari Machu Picchu ke kota Ollantaytambo, Peru, 17 Desember 2022. (MARTIN BERNETTI / AFP)
Sejumlah turis berhasil dievakuasi dari Machu Picchu ke kota Ollantaytambo, Peru, 17 Desember 2022. (MARTIN BERNETTI / AFP)

Turis Menunggu Evakuasi dari Machu Picchu di Tengah Protes Peru

Willy Haryono • 18 Desember 2022 13:21
Lima: Ratusan turis sedang menunggu evakuasi dari lokasi wisata Machu Picchu, setelah kereta dari dan menuju kota kuno itu dihentikan sementara di tengah gelombang aksi protes di Peru.
 
Wali Kota Machu Picchu, Darwin Baca, mengatakan kepada media CNN bahwa sekitar 300 turis terjebak di dekat situs Warisan Dunia UNESCO itu. Para wisatawan itu berasal dari Peru dan beberapa negara Amerika Selatan, Amerika dan Eropa.
 
Satu-satunya cara untuk mengakses Machu Picchu saat ini, selain mendaki, adalah dengan naik kereta ke Aguas Calientes, yang juga dikenal sebagai kota Machu Picchu.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Baca mengatakan, pemerintah telah diminta menyediakan helikopter untuk mengevakuasi turis tersebut sejak Jumat kemarin. Sebuah pernyataan kemudian dikeluarkan oleh Distrik Kota Machu Picchu, yang mengatakan bahwa evakuasi diharapkan dimulai sudah dimulai Sabtu, dengan memprioritaskan anak-anak dan kelompok rentan lainnya.
 
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (MFAT) mengatakan bahwa saat ini ada 44 warga Selandia Baru di Peru.
 
Lebih dari 20 warga Australia juga diperkirakan terdampar di Peru, salah satunya mengatakan kepada 9News bahwa mereka telah ditempatkan pada daftar prioritas evakuasi, meski berada di belakang orang tua.
 
Salah satu pelancong, Janelle Nicholson, baru saja menyelesaikan pendakian Machu Picchu yang terkenal bersama suaminya. "Tidak ada rumah sakit di sini, jadi mereka lebih diprioritaskan daripada kami, dan saya mengerti akan hal itu," katanya kepada 9News.
 
"Itulah yang terjadi saat ini, saya tidak bisa berbuat apa-apa," ungkap Nicholson.
 
Pelancong Australia lainnya, Alex Cauchi, mengatakan kepada 9News bahwa dia bersiap berjalan 40 kilometer ke kota berikutnya agar bisa selangkah lebih dekat ke kota besar Cusco.
 
"Saya percaya itu adalah kesempatan terbaik saya untuk mengejar penerbangan saya ke luar negeri, tetapi perjalanan ini bisa memakan waktu lebih dari delapan jam," katanya.
 
Kerusuhan di Peru dipicu pada awal Desember, ketika Presiden Pedro Castillo dimakzulkan dan ditangkap setelah mengumumkan rencananya membubarkan Kongres.
 
Baca:  Penahanan Mantan Presiden Peru Diperpanjang Hingga 18 Bulan
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
(WIL)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif