Hilangnya kedua orang tersebut telah memicu kekhawatiran dan kecaman global, termasuk dari Amerika Serikat (AS).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price menyerukan akuntabilitas atas pembunuhan Phillips dan Pereira. Mewakili Washington, Price menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga dari kedua korban.
"Mereka berdua telah dibunuh karena mendukung pelestarian hutan hujan dan masyarakat adat di sana," kata Price, dikutip dari AFP, Sabtu, 18 Juni 2022.
Jumat kemarin, otoritas Brasil mengatakan bahwa Phillips teridentifikasi melalui "proses forensik data rekam gigi serta antropologi." Petugas mengaku masih menyelesaikan "identifikasi menyeluruh" terhadap sisa-sisa jenazah di Amazon, yang bisa saja teridentifikasi sebagai Pereira.
Phillips, 57, dan Pereira, 41, dinyatakan hilang di area terpencil hutan hujan Amazon yang dikenal marak dengan aktivitas penambangan dan pemancingan ilegal, pembalakan liar, serta penyelundupan narkotika.
Sepuluh hari berselang usai dinyatakan hilang, seorang tersangka bernama Amarildo da Costa de Oliveira -- dikenal sebagai Pelado -- membawa polisi ke sebuah tempat di mana dirinya mengaku telah mengubur jenazah dekat kota Atalaia do Norte.
Jasad manusia ditemukan terkubur di area tersebut, yang sudah dibawa ke Brasilia pada Kamis malam untuk proses identifikasi.
Sebelumnya pada Jumat kemarin, polisi mengatakan investigasi sejauh ini mengindikasikan bahwa tersangka beraksi "seorang diri" tanpa adanya aktor intelektual atau organisasi kriminal.
Baca: Polisi Brasil Temukan Mayat Jurnalis Inggris dan Tokoh Adat Amazon
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News