"Kami meyakini sepenuhnya bahwa penyebaran senjata-senjata (nuklir) harus dicegah," ujar pernyataan gabungan lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), yaitu Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat.
"Sebuah perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh terjadi sejak awal," sambung mereka, dilansir dari France 24, Senin, 3 Januari 2022.
Pernyataan gabungan itu disampaikan usai kajian terbaru Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) -- yang pertama kali berlaku pada 1970 -- ditunda dari jadwal semula pada 4 Januari ke waktu lain di tahun ini karena pandemi Covid-19.
Mengesampingkan berbagai perbedaan pandangan Timur dan Barat, lima kekuatan dunia mengatakan bahwa "penghindaran perang antara negara-negara pemimpin senjata nuklir merupakan tanggung jawab utama kami."
"Karena penggunaan nuklir memiliki konsekuensi luas, kami juga menekankan bahwa senjata nuklir -- selama masih ada di dunia ini -- sebaiknya digunakan untuk tujuan defensif, mencegah agresi dan juga perang," ungkap pernyataan gabungan.
"Kami berniat menjaga dan memperkuat langkah-langkah nasional kami dalam mencegah penggunaan senjata nuklir yang tidak mendapatkan izin atau tidak disengaja," lanjut mereka.
Baca: AS Ungkap Jumlah Bom Nuklir untuk Kali Pertama dalam 4 Tahun
Kelimanya juga bertekad mematuhi sebuah artikel kunci di dalam NPT, yang menyatakan bahwa negara-negara berkomitmen penuh terhadap pelucutan penuh kekuatan nuklir di masa mendatang. "Kami tetap berkomitmen terhadap kewajiban NPT, termasuk Artikel 6," ungkap lima negara tersebut.
Menurut PBB, total 191 telah bergabung ke dalam perjanjian tersebut. Ketentuan-ketentuan dalam perjanjian itu memerlukan peninjauan ulang setiap lima tahun sekali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News