Sebagai presiden terpilih, Lasso mengaku siap bekerja keras dan menghadapi berbagai "tantangan" dalam mengubah "takdir" Ekuador.
Dengan total 98 persen suara yang telah dihitung, Lasso mengamankan 52,49 persen dukungan berdasarkan hasil penghitungan Dewan Elektoral Nasional Ekuador. Sementara Arauz tertinggal beberapa poin di angka 47,51 persen.
"Pada 24 Mei, kita semua akan melanjutkan tanggung jawab dalam mengatasi tantangan demi mengubah takdir negara," ujar Lasso.
"Usaha keras juga akan dilakukan agar semua warga Ekuador mendapat kesempatan serta kesejahteraan yang sama sesuai impian kita selama ini," sambungnya, dilansir dari laman TRT World pada Senin, 12 April 2021.
Baca: Mantan Presiden Ekuador Divonis 8 Tahun Penjara
Arauz, dikenal sebagai anak didik mantan presiden Ekuador Rafael Correa, mengakui kekalahan meski sebelumnya sempat mengklaim kemenangan.
"Saya mengucapkan selamat atas kemenangan elektoral beliau. Saya akan menunjukkan kepadanya nilai-nilai demokrasi negara kita," tutur Arauz.
Kampanye pilpres Ekuador didominasi masalah krisis ekonomi yang diperparah pandemi Covid-19. Arauz, 36, sebelumnya tidak terlalu dikenal publik. Namanya baru menempati urutan teratas survei pada Februari lalu usai mendapat dukungan Correa.
Sementara Lasso, 65, sudah tiga kali mencalonkan diri sebagai capres. Pada pilpres 2013 dan 2017, ia kalah dari Correa dan Moreno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id