Bersuara di Truth Social, platform media sosial milik Trump, Trump menyiratkan akan adanya potensi elemen kekerasan jika dirinya didakwa dan ditangkap perihal penyelidikan yang dipimpin Jaksa Wilayah Manhattan Alvin Bragg. Trump sempat menyebut Bragg sebagai seorang "psikopat."
"Orang seperti apa yang dapat mendakwa orang lain, dalam hal ini mantan Presiden Amerika Serikat, yang mendapat lebih banyak suara dibanding presiden mana pun dalam sejarah (AS), dan kandidat terkemuka (sejauh ini!) untuk pencalonan Partai Republik, dengan dakwaan kriminal, padahal semua orang tahu tidak ada kejahatan yang (telah saya) dilakukan, dan bahwa potensi kematian dan kehancuran dalam dakwaan palsu semacam ini dapat menjadi bencana besar bagi negara kita?" tanya Trump.
Dalam sebuah unggahan pada Kamis lalu, Trump mengkritik mereka yang menyerukan para pendukungnya untuk tetap damai merespons penyelidikan. Selama akhir pekan, Trump mendesak "aksi protes" atas kemungkinan penangkapannya dalam kasus tersebut, yang ia prediksi akan terjadi pada Selasa waktu AS. Tidak ada penangkapan hari itu.
Baca juga: Donald Trump Akan Ditangkap Selasa Ini? Warga AS Bersiap Menanti Drama
Dikutip dari laman stuff.co.nz, Sabtu, 25 Maret 2023, semua pesan terbaru Trump terkait kasus ini mirip dengan yang dilakukannya menjelang peristiwa penyerbuan massa pendukung ke gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021.
Trump telah mendesak para pengikutnya untuk berkumpul di Washington hari itu, dengan mengatakan "datanglah, di sana akan menjadi liar!" Kala itu, Trump mendorong pendukungnya untuk menghentikan Kongres dalam mengesahkan kemenangan Joe Biden.
Lima orang tewas dalam serangan Capitol, dan 140 petugas polisi juga terluka. Dewan Perwakilan Rakyat AS memakzulkan Trump dengan tuduhan menghasut pemberontakan, walau pada akhirnya dihentikan di level Senat.
Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries menghukum Trump pada Jumat lalu atas komentar terbarunya, menggemakan kritik dari jajaran politisi Partai Demokrat lainnya.
"Retorika mantan presiden yang dua kali dimakzulkan itu sembrono, tercela, dan tidak bertanggung jawab," kata Jeffries dalam konferensi pers. "Itu berbahaya. Dan jika dia terus melakukannya, ia akan membuat seseorang terbunuh," sambungnya.
"Kami sudah melihat konsekuensi hasutan dari mantan presiden," tambah Jeffries. "Dia pada prinsipnya bertanggung jawab menghasut pemberontakan dengan kekerasan yang terjadi pada 6 Januari, tapi sudah jelas dia belum belajar dari kesalahannya."
Trump telah sering mengomentari perihal dugaan suap terhadap Stormy Daniels ketika dewan juri Manhattan menimbang bukti yang memberatkan sang eks presiden.
Panel tidak dijadwalkan untuk bertemu lagi setidaknya hingga Senin mendatang, menurut orang-orang yang mengetahui situasi seputar dugaan kasus Trump.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News