"Kita harus melakukan segalanya untuk mencegah risiko nyata yang ada di luar sana dari kelaparan besar dan bencana kemanusiaan," kata Presiden Komisi Eropa von der Leyen dalam pidato tahunan kenegaraan Uni Eropa, seperti dikutip AFP, Rabu 15 September 2021.
Baca: Sekjen PBB: Hentikan Konflik dan Bersama-sama Perangi Pandemi Covid-19.
"Kami akan melakukan bagian kami, kami akan meningkatkan lagi, bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan sebesar 100 juta Euro (atau sekitar Rp1,6 triliun),” tambahnya.
Janji baru itu muncul setelah Komisi Eropa telah melipatgandakan bantuan kemanusiaannya ke Afghanistan untuk tahun ini menjadi 200 juta Euro atau sekitar Rp3,3 triliun karena negara itu berjuang untuk mencegah keruntuhan setelah pengambilalihan Taliban.
Brussels mengatakan bahwa tidak ada bantuan yang akan diberikan kepada penguasa baru Afghanistan dan menuntut Taliban memastikan akses bagi pekerja kemanusiaan di negara itu.
Von der Leyen mengatakan, Uni Eropa akan menetapkan secara penuh "paket dukungan Afghanistan baru yang lebih luas" dalam beberapa minggu mendatang.
Uni Eropa khawatir bencana kemanusiaan di Afghanistan dapat memicu gelombang besar pengungsi menuju blok tersebut. Kondisi ini mirip dengan krisis migran 2015 yang disebabkan oleh perang Suriah.
Blok tersebut telah menetapkan sejumlah persyaratan untuk meningkatkan keterlibatan langsungnya dengan Taliban termasuk melindungi hak asasi manusia, mengizinkan orang untuk meninggalkan negara itu, dan membentuk pemerintahan yang inklusif.
Sebuah konferensi donor internasional di Jenewa pada Senin berakhir dengan janji bantuan USD1,2 miliar untuk Afghanistan. Bantuan muncul saat Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memohon bahwa orang-orang membutuhkan bertahan hidup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News