Permintaan itu dilakukan pada akhir pekan, namun hingga kini belum ada balasan. "Tak lama setelah serangan, kami meminta rincian tambahan terkait pembenarannya," kata Blinken, dilansir dari USA Today, Senin, 17 Mei 2021.
Ia menolak membahas mengenai intelijen tertentu. Nanti saya akan menyerahkan kepada orang lain untuk mengkarakterisasi jika ada informasi yang dibagikan dan penilaian kami atas info tersebut," ucap dia.
"Saya (hingga kini) belum melihat informasi apapun yang diberikan (Israel)," imbuhnya.
Selama akhir pekan, diplomat Dewan Keamanan PBB dan menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengadakan pertemuan darurat untuk menuntut penghentian pertumpahan darah sipil akibat gempuran udara Israel.
Ini menjadi serangan tunggal paling mematikan selama hampir sepekan serangan roket Hamas dan udara Israel.
Presiden AS, Joe Biden belum ada tanda-tanda untuk meningkatkan tekanan publik pada Israel agar menyetujui gencatan senjata. Meski demikian, ada seruan dari beberapa senator Demokrat - partai Biden- agar pemerintahannya lebih terlibat dalam kasus ini.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield dalam pertemuan DK PBB kemarin mengatakan AS bekerja tanpa lelah melalui jalur diplomatik untuk menghentikan pertempuran.
Sementara itu, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menyerukan resolusi PBB yang menyatakan tindakan Israel di Gaza dan Tepi Barat adalah ilegal. Seruan tersebut disampaikan setelah Dewan Keamanan PBB melakukan debat terbuka terkait Israel-Palestina.
Namun, pertemuan tersebut tidak menghasilkan sesuatu yang berarti.
Baca juga: PM Palestina Minta DK PBB Nyatakan Aksi Israel di Gaza Ilegal
"Serangan brutal Israel telah memusnahkan seluruh keluarga di Gaza," kata Shtayyeh.
Pesawat tempur Israel menghancurkan menara Al-Jalaa pada hari Sabtu, yang memiliki kantor outlet berita termasuk Al Jazeera dan The Associated Press.
Setidaknya empat jurnalis Anadolu Agency yang meliput serangan Israel di Yerusalem Timur dan Jalur Gaza juga menjadi sasaran pasukan Israel selama dua minggu terakhir.
Israel telah menggempur Jalur Gaza dalam serangan udara sejak 10 Mei, menewaskan sedikitnya 198 orang, termasuk wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Lebih dari 1.235 orang juga terluka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News